Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai, Ini Alasan Pemerintah Putuskan Kerja Sama

Menteri Rosa, mengungkapkan alasan di balik pergantian LG Energy Solution oleh perusahaan asal Tiongkok, Huayou, dalam sebagian proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

oleh Tira Santia Diperbarui 23 Apr 2025, 21:30 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2025, 21:30 WIB
baterai
Sistem pengisian daya dan baterai mobil listrik Aion adopsi teknologi tinggi.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan alasan di balik pergantian LG Energy Solution oleh perusahaan asal Tiongkok, Huayou, dalam sebagian proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Menurut Rosan, keputusan tersebut bukan datang dari pihak LG, melainkan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Keputusan resmi itu dituangkan dalam surat yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 31 Januari 2025 dan dikirimkan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution.

"Mungkin saya ingin tambahkan tadi, dikatakan bahwa dari sana memutus sebetulnya, untuk lebih tepatnya sebetulnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Mineral Resources Republik Indonesia," kata Rosan dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Rosan menjelaskan bahwa surat tersebut dikeluarkan karena proses negosiasi yang berjalan terlalu lama. Oleh karena itu, pihak dari Pemerintah Indonesia sendirilah yang mengajukan agar kerjasama tersebut dihentikan.

"Itu kenapa dikeluarkan surat itu? Karena memang negosiasinya ini sudah terlalu lama. Sedangkan kita kan ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negosiasinya sudah berlangsung 5 tahun. Jadi, kan nggak mungkin proyek itu lama gitu," katanya.

 

Alasan Pilih Huayou

Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani,  dalam Rakornas Investasi, di Jakarta, Rabu (11/12/2024). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Investasi/kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dalam Rakornas Investasi, di Jakarta, Rabu (11/12/2024). (Tira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Ia memastikan bahwa meskipun terjadi pergantian mitra, nilai investasi dalam proyek tersebut tetap tidak berubah, yakni sebesar USD 9,8 miliar. Menurut Rosan, Huayou bukanlah pemain baru di Indonesia. Mereka telah berinvestasi sebelumnya di bidang yang serupa, termasuk di kawasan Weda Bay.

"Sehingga total investasinya memang tetap tidak berubah dari USD9,8 miliar. Jadi karena memang Huayou ini kan dia juga investasi di Indonesia sebelumnya. Di bidang yang hampir sama juga. Jadi mereka sudah sangat memahami," ujarnya.

Lebih lanjut, Rosan menegaska Huayou dipilih karena dinilai siap secara teknologi dan telah memiliki pengalaman investasi serupa di Indonesia, termasuk di kawasan Weda Bay. Perusahaan ini juga sudah menjadi bagian dari konsorsium LG sebelumnya dan sejak 2024 telah menyatakan minat untuk memimpin proyek EV tersebut.

"Jadi, surat itu dikeluarkan, karena memang dari Huayou itu memang berminat untuk berinvestasi karena mereka teknologinya juga sudah ada. Dan mereka hanya mereplace atau menggantikan posisi dari LG," ujarnya.

"Kalau tanya kenapa Huayou? Ya mereka sudah berinvestasi sebelumnya, bahkan jauh lebih besar. Dan mereka pun sudah berinvestasi di mana? Di daerah Weda By juga. Jadi mereka sudah sangat-sangat paham, sangat-sangat mengerti," tambah Rosan.

 

Proyek Hilirisasi EV Tetap Berjalan Meski Investor Berganti

Rosan Perkasa Roeslani
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/4/2025). (Tira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan meskipun LG Energy Solution mundur dari proyek strategis tersebut, ia menegaskan bahwa program hilirisasi kendaraan listrik tetap berjalan sesuai rencana.

Ia menjelaskan bahwa pergantian investor merupakan hal biasa dalam proyek berskala besar dan tidak akan mempengaruhi keberlanjutan investasi.

Menteri ESDM juga memastikan bahwa seluruh mitra yang terlibat tetap berkomitmen penuh, dan pemerintah akan terus mengawal proyek ini agar transisi berjalan lancar dan target tercapai. Beberapa proyek bahkan telah diresmikan dan mulai berproduksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya