Penjelasan Dikti soal Wacana Belajar Online yang Bakal Permanen di Perguruan Tinggi

Nizam menyebutkan bahwa kehadiran teknologi dalam proses pembelajaran online dinilai dapat meningkatkan mutunya, tapi belum bisa menggantikan pendidikan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 12 Nov 2020, 12:01 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 12:01 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Geralt via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam menjelaskan soal rencana pembelajaran online yang potensial akan permanen di perguruan tinggi.

Menurutnya pascapandemi Covid-19, pembelajaran di tingkatan perguruan tinggi akan dilakukan seperti biasa. Pembelajaran secara tatap muka akan kembali digelar. Bedanya, kehadiran teknologi dalam proses pembelajaran akan menjadi permanen.

"Yang akan permanen adalah kehadiran teknologi dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran," jelas Nizam kepada Liputan6.com, Rabu, 11 November 2020. 

Nizam menyebutkan bahwa kehadiran teknologi dalam proses pembelajaran online dinilai dapat meningkatkan mutunya, tapi belum bisa menggantikan pendidikan. 

Untuk itu dia mengimbau kepada perguruan tinggi untuk berbondong-bondong mengaplikasikan teknologi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

"Perguruan tinggi hendaknya memakai teknologi untuk meningkatkan pembelajaran. Misalnya dengan model blended learning, flipped classroom, sharing resources, dan sebagainya," tuturnya. 

Pengamatannya, kehadiran manusia dalam hal ini dosen belum dapat tergantikan oleh teknologi dalam proses pembelajaran.

"Hemat saya sejauh ini kehadiran dosen dan kampus belum bisa tergantikan oleh teknologi semata. Dari survei kita, 89 persen mahasiswa masih lebih memilih luring daripada daring," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkirakan bahwa pembelajaran secara online di perguruan tinggi akan permanen.

"Menurut saya di universitas, online learning itu akan menjadi suatu hal yang permanen," tegas Mendikbud dalam acara Indonesia Bicara yang disiarkan melalui kanal Youtube Media Indonesia pada Kamis, 5 November 2020. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tren Pendidikan Dasar dan Menengah Masih Tatap Muka

Sementara untuk pendidikan dasar dan menengah, Nadiem tak melihat adanya tren seperti itu.

"Menurut saya di SMA, SMP, SD menurut saya kebanyakan masih berat kepada tatap muka. Cuman menggunakan teknologi untuk meningkatkan potensi dari pada proses pengajaran tersebut," ucap Mendikbud.

Walaupun di jenjang pendidikan itu masih mengutamakan pembelajaran luar jaringan atau luring, Nadiem melihat akan ada tren pemanfaatan teknologi dalam intensitas lebih besar setelah masa pandemi Covid-19 ini. Hal itu guna membantu proses pembelajaran luring di jenjang tersebut.

"Jadinya walaupun mereka semua offline tapi masih menggunakan teknologi untuk kolaborasi, untuk monitoring, untuk tracking, untuk data, untuk asesmen," bebernya.

"Jadi prediksi saya untuk dasar dan menengah bakal offline, tapi untuk universitas bakal banyak sekali model-model yang lebih ke online," sambung Mendikbud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya