Kedelai Lokal Alami Kelangkaan, Harga Tahu Tempe di Jakarta Naik 20 Persen

Suharini menjelaskan, kenaikan harga kedelai tersebut terjadi setelah China meningkatkan kuota impor kedelai sebesar 60 persen.

oleh Ika Defianti diperbarui 05 Jan 2021, 12:42 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 12:36 WIB
Harga Kedelai Naik, Pabrik Tahu Tempe Berhenti Beroperasi
Aktivitas pekerja di pabrik tahu tempe yang berhenti operasi di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Sabtu (2/12/2021). Puskopti DKI Jakarta pun menyatakan mogok produksi ini akan dilakukan oleh sekira 5.000 pelaku usaha kecil menengah yang ada di bawah naungannya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati menyatakan alasan naiknya harga tahu dan tempe di pasaran. 

Kata dia, hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan harga kedelai impor yang meningkat per kilogramnya. 

"Kedelai impor dari Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.200 - Rp 9.500 per kilogram telah berdampak terhadap produksi tahu-tempe saat ini," kata Suharini berdasarkan keterangan tertulis, Selasa (5/1/2021). 

Suharini menjelaskan, kenaikan harga kedelai tersebut terjadi setelah China meningkatkan kuota impor kedelai sebesar 60 persen.

Lalu, para pengrajin tahu tempe sempat melakukan penghentian produksi pada 1-3 Januari 2021.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kenaikan Harga 20 Persen

Industri Tahu Rumahan
Pekerja memotong tahu yang baru dicetak, di sebuah industri tahu rumahan di pinggiran Jakarta, Rabu (10/7/2019). Karena populernya, tahu menjadi bagian tak terpisahkan yang ditemui di tempat makan berbagai tingkat sosial di Indonesia, bersama-sama dengan tempe. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Suharini mengatakan, sempat terjadi kekosongan tahu dan tempe. Akibatnya, para penjual di pasar tradisional menaikkan harga.

"Pada tanggal 4 Januari 2021, DKPKP juga melakukan pemantauan tahu-tempe di pasar tradisional, dan tahu-tempe sudah ada di pasar dengan penyesuaian harga. Kenaikan harga tahu-tempe sekitar Rp 2.000 atau 20 persen," papar dia. 

Karena hal itu, saat ini pihaknya tengah berusaha untuk menonjolkan kedelai lokal di Jakarta. Selain itu, dia juga telah berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian untuk menstabilkan harga pasar.

"Pemerintah akan menonjolkan kedelai lokal yang saat ini baru mencukupi 30 persen kebutuhan kedelai dalam antisipasi kebutuhan kedelai impor," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya