Harga Daging Melonjak, Ratusan Pedagang di Bekasi Mogok Dagang Selama 3 Hari

Lonjakan harga pasokan daging sontak berimbas pada sepinya pembeli daging dan ayam potong.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 20 Jan 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 19:30 WIB
harga daging melonjak
Para penjual daging di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan aksi mogok dagang pascalonjakan harga daging dan ayam potong. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Bekasi - Bekasi Ratusan pedagang daging dan ayam potong di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan aksi mogok dagang selama tiga hari. Hal ini menyusul naiknya harga daging dan ayam potong dari peternak di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Harga daging lokal yang awalnya Rp 110 ribu, kini mencapai Rp 125 ribu. Daging impor naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram, dari yang semula Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan harga ayam potong yang biasanya Rp 28 ribu per kilogram, melonjak menjadi Rp 40 ribu.

Lonjakan harga pasokan daging sontak berimbas pada sepinya pembeli daging dan ayam potong. Kondisi ini membuat para pedagang protes dan memutuskan mogok dagang.

"Kami kompak mogok berdagang selama tiga hari. Ini kami lakukan karena semakin tingginya harga daging lokal dan impor dari peternak di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Kardimin (56), salah satu pedagang daging, Rabu (20/1/2021).

Para pedagang meminta pemerintah pusat untuk bisa menstabilkan kembali harga daging dan ayam potong dari para peternak, sehingga dagangan mereka bisa kembali didatangi pembeli.

"Kami berharap ada operasi pasar untuk menstabilkan harga daging lokal dan impor maupun harga ayam potong," ujar Kardimin.

Bambang (45), seorang pedagang bakso mengaku tak mengetahui adanya aksi mogok dagang yang dilakukan para penjual daging. Niatnya untuk membeli daging pun tak tercapai lantaran hal tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pendapatan Menurun

Bambang menuturkan mendukung upaya yang dilakukan para penjual untuk menurunkan kembali harga daging di pasaran. Namun di sisi lain, sebagai penjual bakso yang menggunakan bahan utama daging sapi, ia khawatir tak bisa berjualan lantaran aksi mogok para penjual.

"Ya pastinya gak bisa berjualan bakso, karena gak ada yang jual daging di pasaran. Semuanya mogok dagang," celetuk Bambang.

Kondisi ini, kata dia, secara langsung akan berdampak pada menurunnya pendapatan para pedagang bakso di Kabupaten Bekasi, yang diketahui mencapai ribuan.

"Para pedagang bakso yang tergabung dalam UMKM tentunya bisa merugi sampai milyaran rupiah," ucapnya.

Bambang berharap aksi mogok dagang tidak berlanjut, sehingga para penjual bakso seperti dirinya tidak kesulitan memperoleh daging untuk berjualan. Ia juga berharap pemerintah pusat bisa mendengar aspirasi para pedagang, dan harga daging serta ayam potong bisa kembali normal di pasaran.

"Kami berharap secepatnya ada operasi pasar dari pemerintah, karena para pedagang bakso akan sangat terasa dampaknya, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini," pungkasnya.

(Bam Sinulingga)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya