Gunung Merapi Keluarkan Tujuh Kali Awan Panas Guguran

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak tujuh kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 20 Jan 2021, 23:47 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 23:47 WIB
Gunung Merapi yang Semburkan Lava Pijar
Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang teramati dari Yogyakarta (7/1/2021). Jarak luncur maksimumnya 800 meter ke arah kali Krasak. (AFP/Agung Supriyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak tujuh kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, data itu merupakan catatan hari ini sejak pukul 00.00 WIB -15.30 WIB. Kasbani mengatakan awan panas guguran Gunung Merapi itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 13-60 mm dan durasi 52-209 detik.

"Jarak luncur maksimum 1.500 m ke arah Barat Daya atau hulu Kali Krasak," ujar Kasbani kepada Liputan6.com, Bandung, Rabu, 20 Januari 2021.

Kasbani mengatakan sementara catatan pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB sebelumnya yang diterbitkan, potensi bahaya guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Berdasarkan laporan visual, Kasbani menjelaskan Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup.

"Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat," kata Kasbani.

Kasbani menjelaskan berdasarkan pengamatan kegempaan, terjadi 48 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 mm dan lama gempa 8-181 detik. Terjadi pula satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 14 detik.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

4 Kali Gempa Hybrid

Selain itu terjadi empat kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 2-8 mm, S-P 0.3-0.5 detik dan lama gempa 6-10 detik. Adanya aktivitas vulkanik di Gunung Merapi, otoritas tersebut menerbitkan rekomendasi agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di gunung dalam KRB III untuk dihentikan.

"Pelaku wisata juga agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung," jelas Kasbani.

Kasbani menyebutkan jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas akan segera ditinjau kembali. Status Gunung Merapi kini adalah Siaga atau Level III.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya