Empat Program Prioritas EBTKE di Tahun 2021

Pemerintah terus memacu pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat berjalan optimal demi mencapai target bauran sebesar 23% pada tahun 2025.

oleh Reza diperbarui 23 Jan 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2021, 10:00 WIB
ESDM
Pemerintah terus memacu pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat berjalan optimal demi mencapai target bauran sebesar 23% pada tahun 2025.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus memacu pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dapat berjalan optimal demi mencapai target bauran sebesar 23% pada tahun 2025. Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana memfokuskan pada empat agenda prioritas yang akan dilakukan di tahun 2021.

"Bagaimana mencapai 23% di 2025 secara bertahap harus mulai dipastikan capaiannya di tahun ini dan langkah apa yang akan kita ambil ke depan," kata Dadan di Jakarta, Kamis (15/1).

Program pertama yang menjadi perhatiaan adalah keberlangsungan mandatori B30 dengan mewajibkan pencampuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar. "Kita sedang menyiapkan pemanfaatan biofuelnya," jelas Dadan.

Dadan mengakui penyerapan B30 di tahun 2020 sempat mengalami penurunan sebesar 12% dari alokasi yang ditetapkan sebesar USD9,55 juta KL menjadi USD8,4 juta kilo liter (KL). "Kita udah siap dari sisi porduksi, logistik, dan transportasi, tapi karena pandemi covid-19 dari sisi konsumsi berkurang," terangnya.

Di tahun 2021, penyerapan biodiesel ditargetkan mencapai 9,2 juta KL. "Ini suplai dari 10 perusahaan BBN (bahan bakar nabati) dan disalurkan 20 perusahaan BBN," ungkap Dadan.

Selanjutnya yang menjadi fokus Dadan adalah co-firing biomass. Program ini merupakan metode memanfaatkan biomassa sebagai subtitusi atau campuran batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Adapula percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Fleksibilitas lokasi (lahan) dan waktu yang singkat dalam pembangunan menjadi pertimbangan bagi pemerintah mengutamakan program tersebut. "Ada PLTS atap/rooftop, PLTS terapung di waduk atau bendungan, dan PLTS skala besar," bebernya.

Terkahir adalah konversi pembangkit listrik berbasis energi fosil, utamanya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke PLT EBT yang lebih ramah lingkungan. "Ini sedang disiapkan keputusan Menteri untuk mendukung hal tersebut," ungkap Dadan.

Pemerintah pun menargetkan akan ada penambahan kapasitas terpasang PLT EBT sebesar 905,73 mega watt (MW), terdiri dari 196 MW dari PLT Panas Bumi, 557,93 MW dari PLT Air, 138,8 MW dari PLT Surya, dan 13 MW dari PLT Bio.

Sementara untuk target investasi EBT tahun 2021 naik menjadi USD2,05 miliar atau sekitar Rp 28,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per dolar) dari capaian investasi pada 2020 yang sebesar USD1,36 miliar atau sekitar Rp19,2 triliun. "Ada sedikit ekspansi, peningkatan kualitas, jadi investasi 2021 targetnya lebih tinggi," pungkas Dadan. 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya