Menag Sebut Indonesia Memiliki Gejala Meningkatnya Intoleransi

Menag Yaqut menyebut, Indonesia saat ini sedang mengalami tantangan menguatnya arus konservatisme keagamaan yang menyebabkan intoleransi di masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2021, 06:30 WIB
FOTO: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Sambangi KPK
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memberi keterangan jelang meninggalkan Gedung KPK, Jakarta, Rabu (3/3/2021). Menag Yaqut Cholil Qoumas datang untuk membahas program dan berkoodinasi terkait pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Indonesia saat ini sedang mengalami tantangan menguatnya arus konservatisme keagamaan yang menyebabkan intoleransi di masyarakat. Hal tersebut kata dia diakibatkan dari sosial media.

"Indonesia sebagaimana negara-negara lain menghadapi tantangan menguatnya arus konservatisme keagamaan, terutama akibat sosial media yang kuat di kalangan penduduk," kata Yaqut saat memberikan sambutan dalam acara Understanding Indonesia Muslims Culture dalam siaran daring, Sabtu (13/3/2021).

"Sebagian riset dari banyak lembaga menunjukkan ada gejala meningkatnya intoleransi," imbuh dia.

Walaupun demikian, Yaqut meminta agar seluruh pihak tidak khawatir. Sebab tren tersebut belum jadi arus utama masyarakat Indonesia.

Sementara itu, dia juga menyebutkan bahwa Kemenag selalu berupaya untuk bertanggung jawab pada kehidupan keagamaan. Salah satunya yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang mempekuat kehidupan beragama lebih harmonis.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

3 Kebijakan Utama

Lebih lanjut, Yaqut menuturkan, pihaknya telah menetapkan dan memprioritaskan tiga kebijakan utama. "Pertama peningkatan keagamaan yang lebih berkualitas, lebih baik dan merata untuk semua masyarakat Indonesia," katanya.

Kemudian yang kedua penguatan moderasi beragama yang bertujuan untuk menghadirkan kehidupan beragama lebih moderat. Selanjutnya tansformasi digital sebagai proses adaptasi kepentingan agama dengan informasi digital.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya