3 Pernyataan Wagub DKI Terkait Ajang Formula E yang Tertunda Pandemi Covid-19

Meski nantinya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota mash relatif tinggi, Riza menyatakan Formula E akan tetap digelar.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 20:00 WIB
wagub
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Formula E di Jakarta kembali dijadwalkan akan digelar pada 2022 mendatang. Sedianya gelaran balap mobil listrik itu dilakukan pada pertengahan 2020 lalu, namun tertunda akibat pandemi Covid-19.

Kabar ini diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. Dia menyatakan, Formula E akan tetap digelar, meski nantinya kasus Covid-19 di Ibu Kota masih relatif tinggi.

"Insyaallah tahun 2022 kita akan melaksanakan Formula E di Jakarta. Tentu sesuai dengan peraturan dan protokol kesehatan, kalau memang nanti tahun 2022 kasus Covid-19 masih cukup tinggi," katanya Senin, 22 Maret 2021. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra Sastroamidjojo sempat mempertanyakan terkait penyelenggaraan Formula E oleh Pemprov DKI Jakarta.

Anggara mengatakan, penyelenggaraan Formula E yang tertunda dapat membebani keuangan Pemprov DKI, karena ada ketentuan kenaikan biaya pada tahun berikutnya.

"Formula E 2022 nanti commitment fee-nya tetap 20 juta poundsterling atau 24,2 juta poundsterling? Ada selisih 4,2 juta poundsterling atau sekitar Rp 80 miliar. Semakin lama ditunda semakin tinggi biaya commitment fee-nya," kata Anggara dalam keterangan tertulis, Senin, 22 Maret.

Lantas, apa tanggapan Wagub Riza terkait hal tersebut? 

Berikut sejumlah hal soal penyelenggaraan Formula E yang rencananya akan digelar pada 2022 mendatang dihimpun dari Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Tidak Masalah Terhadap Anggaran Hampir Rp 1 Triliun

Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk ajang balap mobil listrik itu tidak masalah.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI Jakarta baru menuntaskan audit penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan pembayaran kepada FEO Ltd selaku promotor dan pemegang lisensi Formula E senilai 53 juta poundsterling Inggris atau setara Rp 983,31 miliar di tahun 2019-2020.

"Formula E tidak ada masalah, semua kita konsultasikan. Selalu dalam pengawasan dan pemeriksaan BPK sejauh ini tidak ada masalah," ujar Riza di Balai Kota, Senin, 22 Maret 2021.

Dia mengatakan, dana yang cukup besar itu telah melewati berbagai kajian dan penelitian yang panjang oleh beberapa ahli. Riza meyakini, berdasarkan kalkulasi yang matang oleh para ahli, dana sebesar Rp 1 Triliun itu akan tetap menguntungkan.

"Tentu sebelum diputuskan itu ada mekanisme, aturan, kajian, dan penelitian oleh konsultan-konsultan. Yang menilai apakah Formula E ini memberi dampak positif atau tidak itu para konsultan. Bukan kami," jelasnya. 

"Berapa nilai ekonomisnya, nilai positifnya berapa bagi Jakarta, berapa bagi Indonesia, itu sudah dihitung. Ada analisis keuangannya. Kalau tidak, kita tidak berani. Uang yang kita keluarkan tentu sesuai nanti dengan apa yang kita dapatkan," lanjut Riza. 

 

2. Formula E Bukan Program Sepihak

Ahmad Riza Patria menyatakan, penyelenggaraan ajang balap mobil listrik atau Formula E di Jakarta akan tetap terlaksanakan.

Dia mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memutuskan secara sepihak untuk menghentikan penyelenggaraan Formula E tersebut.

"Tidak ada program yang diputus secara sepihak. Jadi program itu kita putus (mengikuti) sesuai dengan kajian penelitian," ujar Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Maret kemarin. 

Penyelenggaraan Formula E ini menjadi salah satu program Pemprov DKI Jakarta. Sejumlah kajian juga telah dilalui untuk rencana penyelenggaraan tersebut.

"Formula E kan sudah jadi program Pemprov, dan melalui satu proses panjang, ada proses melalui konsultan independen bukan kami yang melakukan kajian," ucap Riza.

Riza menyatakan, DPRD DKI Jakarta telah menyetujui proses penganggaran penyelenggaraan Formula E tersebut.

"Waktu proses penganggaran juga dapat persetujuan DPRD. Artinya sudah melalui proses baik dan benar," jelas dia.

 

3. Berharap Ada Kepastian Lokasi Terbaik

Riza menyebut hingga kini pihaknya masih mencari okasi terbaik untuk perhelatan Formula E yang digelar pada 2022 mendatang.

Harapan ini dikatakan oleh Riza seiring PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berencana untuk mencari lokasi pengganti untuk ajang balap mobil listrik tersebut.

Riza berpesan, di mana pun lokasi penyelenggaraan Formula E nantinya, yang terpenting yaitu lokasi harus ditentukan berdasarkan pengkajian yang sudah matang.

"Silakan saja dilakukan penelitian pengkajian mana tempat yang terbaik, apakah tetap di Monas atau di tempat lain, itu diserahkan kepada panitia dengan tim dan ahlinya," kata Riza.

"Pak Gubernur, saya sebagai wakil, mendorong agar acara ini tidak hanya sukses tapi juga (mendapat) tempat yang terbaik," lanjutnya.

Penyelenggaraan Formula E ini yang ditargetkan digelar 2022, sedianya telah dipersiapkan dari tahun 2020. Persiapan tersebut seperti pengaspalan area Monumen Nasional (Monas).

Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai panitia pelaksana menyampaikan, pihaknya masih akan mempertimbangkan lokasi lain untuk ajang balap Formula E.

"Saat ini lokasi masih dalam pertimbangan ke beberapa lokasi yang memiliki potensi untuk menunjukkan city branding dan ikon-ikon kota Jakarta," ujar Project Director Sportainment PT Jakpro, M Maulana dalam rilisnya.

 

Cinta Islamiwati (Magang)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya