Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa siklon tropis Seroja yang memicu banjir bandang di NTT merupakan yang terdahsyat. Siklon tropis Seroja kali ini ternyata juga terbilang tak lazim.
Pasalnya, biasanya siklon tropis seroja hanya masuk dan berkembang di lautan saja. Namun, kali ini siklon tropis Seroja sampai masuk ke daratan dan akhirnya memicu banjir bandang di wilayah NTT.
"Seroja ini baru yang pertama kali benar-benar cukup dahsyat, karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," kata Dwikorita dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (4/6/2021).
Advertisement
Dia menyampaikan bahwa sejak 2008, Indonesia sudah mengalami 10 siklon tropis Seroja. Siklon pertama terjadi satu kali pada 2008, kemudian 2010 dan 2014 dimana artinya ada selang 2-4 tahun setiap siklon yang terbentuk.
"Tetapi sejak 2017, itu setiap tahun selalu terjadi. Setiap tahun," ucapnya.
Menurut dia, siklon tropis Seroja yang menerjang NTT memiliki kecepatan sekitar 85 kilometer per jam saat terbentuk. Saat ini, kecepatan siklon sudah mencapai 110 km per jam dan akan semakin meningkat menjadi 130 km per jam.
"Tapi saat ini menjauh dari peta ini bergerak ke arah barat daya. Meskipun kecepatannya semakin meningkat," ujar Dwikorita.
Dia mengaku akan melakukan evaluasi untuk mencari penyebab siklon tropis Seroja yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di NTT. Namun, dia memprediksi ada kaitannya fenomena tersebut dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi global warming.
"Barangkali kita perlu mengevaluasi karena penyebabnya adalah, semakin panasnya suhu muka air laut yang tentunya laut itu tempat mengabsorbsi CO2 dan itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis ya," jelas Dwikorita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Terjang Dua Desa
Seperti diketahui, banjir bandang telah menerjang dua desa di Flores Timur pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA. Selain itu, beberapa wilayah lainnya di NTT juga mengalami hal serupa.
Banjir bandang yang dipicu intensitas hujan tinggi itu menerjang antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.
Â
Advertisement