Jokowi: Antisipasi Bahaya Lanjutan Akibat Cuaca Ekstrem

Jokowi meminta jajarannya untuk mengantisipasi bahaya lanjutan akibat cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Apr 2021, 13:48 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2021, 13:48 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berterima kasih kepada umat Hindu yang beribadah tetap mematuhi protokol kesehatan saat sambutan Peringatan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Sabtu (27/3/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya untuk mengantisipasi bahaya lanjutan akibat cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia. Adapun siklon tropis seroja membuat wilayah NTT dan NTB diterjang bencana banjir dan tanah longsor.

"Saya minta dilakukan antisipasi terhadap bahaya lanjutan adanya cuaca yang sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia," ucap Jokowi saat memimpin rapat terbatas Penanganan Bencana di NTT dan NTB dari Istana Merdeka Jakarta, Selasa (6/4/2021).

Dia juga memerintahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat dari siklon tropis seroja. Jokowi ingin kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses dan memantau prediksi cuaca dan iklim yang dirilis BMKG.

"Mereka harus tahu semuanya, sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman risiko baik itu kencang angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor," jelas Jokowi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Akibat Siklon Tropis Seroja

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, munculnya siklon tropis seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bukti bahwa perubahan iklim global itu nyata adanya.

"Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu baik di udara maupun di muka air laut," katanya di Jakarta, Senin 5 April 2021.

Menurutnya, fenomena ini jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. Bahkan pada 2017, dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis.

Perihal siklon tropis seroja di NTT, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini waspada bibit siklon pada 2 April. Beberapa faktor yang mengakibatkan terbentuknya bibit siklon seroja itu suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia mencapai lebih dari 26,5 hingga 29 derajat celcius atau melebihi rata-rata.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya