Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia terus menggencarkan perkembangan kawasan lumbung pangan atau food estate. Hal inilah disebut bisa menjadi salah satu solusi menghadapi ancaman krisis pangan yang tengah menghantui belahan dunia.
Pengamat Surya Vandiantara melihat, dengan adanya lumbung pangan, maka diupayakan adanya peningkatan produktivitas pada komoditas tertentu.
Baca Juga
“Melalui produktifitas hasil-hasil pertanian yang tinggi, perekonomian Indonesia akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi,” kata dia, Selasa (15/11/2022).
Advertisement
Surya menegaskan, peningkatan produktifitas pangan melalui program ini tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian. Terlebih menghindari kita dari ketergantungan bahan impor.
"Peningkatan produktifitas pangan dapat menghindarkan Indonesia dari ketergantungan terhadap produk impor pangan, dikarenakan kebutuhan pangan dalam negeri dapat dipenuhi oleh produk pangan dari dalam negeri sendiri," ungkap dia.
Bukan hanya itu saja, dengan kehadiran lumbung pangan, artinya peluang lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat kian terbuka.
“Hal ini tentunya akan sangat baik guna menurunkan jumlah angka pengangguran di Indonesia," jelas Surya.
Terus Berjalan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Menko Airlangga menyampaikan, Presiden Joko Widodo memberikan arahan terkait pembuatan saluran air dan pengolahan lahan pada food estate di Kalimantan Tengah.
Ini akan ditugaskan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sehingga Kementerian Pertanian dapat menggunakan lahan yang telah disiapkan.
“Progres food estate di Kalimantan Tengah yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian sekitar 60 ribu hektare dimana tahun 2020 sebanyak 30 ribu hektare, di tahun 2021 sebanyak 14 ribu hektare, dan ekstensifikasi sebanyak 16 ribu hektare,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).
Lanjut Menko Airlangga menjelaskan, terkait dengan pengembangan food estate di Sumatera Utara telah mencapai realisasi sebesar 7 hektare dari target yang ditetapkan sebanyak 22 hektare.
Adapun penugasan terkait food estate tersebut akan diberikan kepada Bupati Humbahas sebagai penanggung jawab, namun dengan mempertimbangkan tingginya potensi yang dimiliki maka Kementerian Pertanian juga ditugaskan untuk dapat melakukan intervensi pada kegiatan pengembangan food estate tersebut.
Disisi lain terkait dengan tingkat kemajuan pengembangan food estate di Nusa Tenggara Timur. Pada Kabupaten Belu dilakukan pengembangan food estate seluas 559 hektare dengan komoditas berupa jagung.
Advertisement