PDIP soal Elektabilitas Ganjar Pranowo Tinggi: Bisa Berubah

Bambang Wuryanto mengatakan, elektabilitas survei tak selalu menjadi patokan dan bisa berubah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Mei 2021, 23:36 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 23:35 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, elektabilitas survei tak selalu menjadi patokan dan bisa berubah. Adapun ini menanggapi hasil yang dimiliki oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Elektabilitas seseorang itu adalah potret keadaan pada waktu itu yang bisa bergerak berubah," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Menurutnya, elektabilitas yang dimiliki Ganjar Pranowo baru sebatas dikenal publik. Tapi akan berbeda jika Pilpres 2024 sudah mulai.

"Seseorang punya elektabilitas itu tentu karena adanya effort. Effort-nya apa, hari ini ya asal kau kenal maka kau pilih aku. Kau kenal aku, kau suka sama aku, pasti kau pilih aku. Itu ketika belum ada pertempuran," ungkap pria yang disapa Bambang Pacul ini.

Menurutnya, elektabilitas tinggi yang dicapai berbagai politikus saat ini hanya sekadar ramai di pemberitaan saja, namun tidak di lapangan.

"Itulah ketika jangkauan sudah tinggi maka dia dikenal oleh orang banyak, itulah popularity. Kalau kau suka keluarlah itu yang namanya elektability. Itu hanyalah hasil wacana udara," kata Bambang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Manuver Tak Wajar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diduga tengah bermanuver lewat hasrat ingin menjadi calon presiden berbekal sejumlah hasil survei. Langkah politik Ganjar menjadi tak wajar sehingga dikucilkan elite PDIP.

"Publik melihatnya tekait Pilpres 2024. Ganjar dinilai bermanuver tak wajar. Makanya langsung dipermalukan oleh dua elite PDIP," ujar pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno di Jakarta, Senin (24/5/2021).

Melihat akan hal itu, Adi mengatakan bahwa manuver Ganjar saat ini membuat berang pejabat teras PDIP. Pasalnya keputusan untuk mengusung kader partai di pemilihan presiden harus menunggu keputusan partai.

"Ini tak main-main karena yang nyerang Ganjar orang penting partai," kata Adi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya