Liputan6.com, Jakarta Untuk meningkatkan instrumen dan peralatan terkait dengan kemungkinan terjadinya gempa dan tsumani, Komisi V DPR RI mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang memberikan early warning system.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Stasiun Kelas I Maritim Serang, Kota Serang, Provinsi Banten, Rabu (16/6).
"Kami berharap bahwa BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang mampu menyajikan informasi yang akurat tentang peringatan dini bencana," ucap Andi.
Advertisement
Dengan adanya peningkatan peralatan, sambung Andi, stakeholder maupun masyarakat dapat bersiaga dalam menghadapi bencana.
"Kami coba mendorong bagaimana BMKG dapat melengkapi peralatan-peralatan, me-maintenance peralatan-peralatan yang sudah ada supaya dalam penyajian data yang akurat itu bisa terlaksana," ungkap Andi.
Selain peralatan yang mumpuni, Andi meminta Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang mempunyai sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing agar mampu menjawab tantangan di era disrupsi menuju Badan Meteorologi Klimatologi berkelas dunia.
"SDM yang dimiliki BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Serang diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam membaca, memantau, mengawasi, dan pada akhirnya memberikan penyajian data yang akurat dan real time kepada masyarakat dan stakeholder lainnya," ungkap Andi.
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini juga menyampaikan, terkait dengan rencana kerja pemerintah (RKP) dan pembicaraan pendahuluan RAPBN TA 2022, pemerintah telah menyampaikan dokumen KEM-PPKF tahun 2022.
Tema RKP tahun 2022 adalah Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural yang memberi penekanan pada pemantapan pemulihan sosial ekonomi sebagai penguatan fondasi untuk pelaksanaan reformasi struktural secara lebih optimal.
Sebagai informasi, Pagu Indikatif BMKG TA 2022 sebesar Rp3,108 triliun yang akan digunakan, untuk mendukung kegiatan prioritas nasional antara lain memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar; serta membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyampaikan, petugas operasional di BMKG merupakan lulusan Akademi Meterologi dan Geofisika (AMG/STMKG).
Juga dari Universitas ternama lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri yang sangat berpengalaman di bidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisikam dan Instrumentasi yang sesuai dengan standar Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization-WMO).
"Petugas atau pegawai kami merupakan lulusan AMG dari UGM, ITB, UNDIP, ITS dan universitas ternama lainnya dari dalam negeri maupun luar negeri yang sudah berpengalaman di bidangnya," ungkap Eko.
Eko juga menjelaskan, alat operasional di unit pelaksana teknis (UPT) selalu terkalibirasi minimal dua tahun sekali untuk alat konvensional dan satu tahun sekali untuk alat otomatis (elektronik) yang dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi (sesuai dengan Peraturan Kepala (PERKA) BMKG Nomor 2 Tahun 2007, PERKA BMGK Nomor 23 Tahun 2015 dan PERKA BMKG Nomor 2 Tahun 2016.
"Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap produk informasi meteorologi maritim bernilai baik dengan memperoleh 3,6 pada skala likert," tutup Eko.
(*)