Liputan6.com, Semarang Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Jateng dinobatkan sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak di Indonesia, menyusul 100 persen daerah di Jateng telah ditetapkan sebagai Kabupaten/Kota Layak Anak.
Penghargaan Provinsi Pelopor Layak Anak diberikan oleh Kementerian PPPA secara daring, Kamis (29/7) dan diterima oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2AKB) Jateng, Retno Sudewi. Setelah penghargaan itu, Retno menghadap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menyampaikan kabar gembira itu.
Baca Juga
"Alhamdulillah, 100 persen Kabupaten/Kota di Jateng sudah dinyatakan layak anak. Sehingga hari ini Jateng jadi pelopor provinsi layak anak di Indonesia," katanya.
Advertisement
Dewi mengatakan, sebelumnya ada 3 Kabupaten/Kota di Jateng yang belum layak anak. Tiga Kabupaten/Kota itu adalah Purbalingga, Wonogiri dan Banjarnegara.
"Tahun ini ketiganya sudah masuk sebagai Kabupaten/Kota layak anak. Jadi sudah lengkap," jelasnya.
Predikat Penghargaan Layak Anak
Dewi menjelaskan, dari 35 Kabupaten/Kota di Jateng yang mendapatkan penghargaan, 14 Kabupaten/Kota mendapat predikat madya, 13 Kabupaten/Kota dapat predikat pratama dan 7 Kabupaten/Kota mendapat predikat nindya.
"Satu-satunya daerah di Jateng yang mendapat predikat utama adalah Kota Surakarta," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena sudah berusaha keras menjadikan seluruh Kabupaten/Kota di Jateng layak anak.
"Maka sekarang Jateng dinobatkan jadi pelopor. Tapi tidak cukup hanya statement layak anak, mudah-mudahan secara operasional betul-betul kelayakannya teruji. Anak-anak bisa nyaman di manapun, termasuk saat sekolah, saat bermain dan sebagainya. Anak benar-benar tidak ada yang terancam saat beraktivitas," kata Ganjar.
Advertisement
Pesan Ganjar kepada Orang Tua
Ganjar selalu berpesan kepada semua masyarakat Jateng, jika melihat anak kecil di manapun tempatnya, maka perlakukanlah mereka seperti anak sendiri. Sehingga anak-anak nyaman, tidak ada yang memusuhi bahkan menyakiti.
"Mudah-mudahan dengan 100 persen daerah di Jateng layak anak dan Provinsi Jateng jadi pelopor layak anak, maka betul-betul ada improvement dan perbaikan yang diberikan. Agar pelaksanaannya di lapangan sesuai yang diharapkan," tegasnya.
Apalagi saat pandemi seperti sekarang. Ganjar mengatakan bahwa anak-anak kita harus mendapat perhatian.
Kegiatan mereka yang banyak di rumah dan tidak terpantau. Banyak anak yang keasyikan bermain game dan banyak yang stress karena tugas sekolah.
"Saya minta coba perhatikan mereka ini, sekarang kondisinya seperti apa. Ada riset kecil untuk bisa tahu kondisinya. Apakah jenuh, stres, apakah ada kekerasan atau tidak saat proses belajar mengajar dan lainnya. Kan banyak sekarang, karena daring dan orang tua tidak bisa mendampingi, justru orang tuanya marah-marah dan anak jadi stres. Ini harus dicek," tegasnya.
Termasuk kejadian-kejadian luar biasa yang menimpa anak-anak kita. Misalnya contoh ada anak bernama Vino di Kutai Barat Kalimantan Timur yang viral karena ditinggal meninggal kedua orang tuanya. Anak itu harus ada yang mengurusi agar tidak terlantar.
"Ternyata tadi dilaporkan sudah diurus. Karena kakek neneknya ada di Sragen, jadi mau dibawa ke sini. Ini contoh kita mesti aware, karena itu warga Jateng meskipun ada di sana. Kita kerjasama dengan mereka dan pak Gubernur disana bagus, beliau siap mengadopsi jika tidak ada yang mengurus. Alhamdulillah kakek neneknya sayang, sehingga kita bisa membantu," pungkasnya.
Â
(*)