Liputan6.com, Jakarta - Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris pada Jumat pagi, 13 Agustus 2021 di wilayah Banten.
Berdasarkan informasi, ada tiga orang terduga teroris yang ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten.
Baca Juga
"Iya benar ada kegiatan penangkapan terhadap tiga orang terduga teroris yang dilakukan oleh Tim Densus 88 di wilayah hukum Polda Banten," kata Kabid Humas Polda Banten, AKBP Sinto Silitonga, melalui pesan elektroniknya.
Advertisement
Salah satu lokasi penangkapan terduga teroris ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Rehab Hati, Lampung Sumur Picung, Desa Baros, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Berikut fakta-fakta terkait penangkapan terduga teroris di Banten yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri dihimpun Liputan6.com:
3 Orang Ditangkap di Banten
Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris di wilayah Banten. Berdasarkan informasi yang beredar, ada tiga orang yang ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Banten.
"Iya benar ada kegiatan penangkapan terhadap tiga orang terduga teroris yang dilakukan oleh Tim Densus 88 di wilayah hukum Polda Banten," kata Kabid Humas Polda Banten, AKBP Sinto Silitonga, melalui pesan elektroniknya, Jumat 13 Agustus 2021.
Belum diketahui dengan pasti identitas, asal jaringan, dan terkait aksi terorisme apa yang mereka lakukan.
Sinto menerangkan para terduga teroris masih diperiksa tim Mabes Polri di suatu tempat yang dirahasiakan. Menurut Kabid Humas Polda Banten itu, saat penangkapan terduga teroris, tim Densus 88 Anti Teror dibantu oleh personel Polda Banten.
"Polda Banten memberikan perbantuan dan back up yang dibutuhkan oleh Tim Densus 88. Saat ini, ketiga terduga pelaku sedang dalam pemeriksaan oleh penyidik Densus 88 Polri," terang dia.
Advertisement
Ditangkap di Pondok Pesantren
Salah satu lokasi penangkapan terduga teroris ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Rehab Hati, Lampung Sumur Picung, Desa Baros, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak. Awal penangkapan Jumat pagi, 13 Agustus 2021, Ustaz S ditangkap bersama anaknya.
Namun siang harinya, sang anak dibawa kembali ke pesantren dan membawa mertua Ustaz S, berinisial HN. Di mana, Ustaz S pengajar di ponpes tersebut yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat (Jabar).
Saat penangkapan, salah satu santri AN, bercerita kalau banyak orang membawa senjata laras panjang. Dia juga tidak tahu ke mana ustaz dan mertuanya dibawa.
"Ustaz S, dibawa pagi tadi pulang jemput anaknya, anaknya juga dibawa. Anaknya dianterin lagi, tapi mertuanya dibawa. Dibawa terus foto-foto tempat ini," kata AN, salah satu santri di ponpes tersebut.
Ketua RT setempat, Sandra, mengaku tidak terlalu kenal siapa saja pengajar di pesantren tersebut. Lantaran, jarang ada interaksi antara penghuni pondok dengan dirinya.
Dia mengaku menyaksikan penyerahan anak terduga teroris ke pengurus ponpes Rehab Hati. Selebihnya, dia tidak mengetahui mengapa Ustaz S dan HN ditangkap Densus 88 Anti Teror.
"Tadi ada siang, saya enggak hapal juga siapa yang dibawa, karena enggak kenal. Pernah beberapa kali pemilik pesantren ketemu buat dokumen KTP, KK, selebihnya jarang ketemu, saya juga jarang di rumah karena jualan sayur ke kampung-kampung lain," kata Ketua RT setempat Sandra.
Ustaz yang Ditangkap Bukan Warga Setempat
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang ustaz Pondok Pesantren (Ponpes) Rehab Hati di Kampung Sumur Pecung, Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten karena diduga terlibat jaringan teroris.
"Penangkapan ustaz itu pada Jumat 13 Agustus dan tidak ada perlawanan," kata Ketua RT 13 Sumur Pecung, Warunggunung, Sandra, di Lebak, Sabtu 14 Agustus 2021 dilansir Antara.
Pondok Pesantren Rehab Hati khusus Tahfidz Quran yang berlokasi di Jalan Raya Rangkasbitung-Pandeglang milik Ustaz Ahmad.
"Kehadiran pesantren tersebut sangat tertutup dan para ustaznya tidak dikenal warga setempat, termasuk ustaz yang ditangkap Densus 88 itu," terang Sandra.
Dia menambahkan, bahwa Ponpes Rehab Hati telah berdiri selama 5 tahun. Dan dilaporkan sang pemimpin ponpes bukanlah warga setempat.
"Kami tidak begitu kenal ustaz yang ditangkap itu," tutur Sandra.
Advertisement