3 Hal Terkait Fenomena Blue Moon yang Bakal Terjadi 22 Agustus 2021 Malam Ini

Disampaikan Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang, fenonema Blue Moon kali ini terjadi kategori Bulan Biru Musiman.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Agu 2021, 19:35 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2021, 19:35 WIB
Blue Moon
Blue Moon, kendaraan khusus untuk menjelajahi bulan, setelah diperkenalkan oleh CEO Amazon Jeff Bezos pada acara Blue Origin di Washington, 9 Mei 2019. Kapal ini memiliki berat lebih dari tiga metrik ton kosong dan mampu membawa 3,6 ton ke permukaan bulan. (SAUL LOEB / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan terjadi pada Minggu (22/8/2021) malam ini. Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang menyampaikan fenonema Blue Moon kali ini masuk kategori Bulan Biru Musiman.

Andi menjelaskan, Blue Moon tidak berarti warna Bulan menjadi biru. Menurut dia, asal-usul historis ini dan dua defisininya masih simpang siur.

"Banyak orang meyakini istilah Bulan Biru yang dimaknai sebagai sesuatu hal yang terjadi sangat langka berasal dari ketika kabut asap dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi mengubah Bulan menjadi berwarna kebiruan," ujar Andi seperti dikutip dari situs resmi LAPAN, Minggu (22/8/2021).

Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016.

Lalu, fenomena ini akan kembali terjadi pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Berikut 3 hal terkait fenomena Blue Moon atau Bulan Biru yang akan terjadi malam ini dihimpun Liputan6.com:

 

Bulan Biru Musiman

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Pemandangan penumbra saat mulai menutupi permukaan bulan pada proses terjadinya gerhana bulan yang terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Gerhana Bulan Total ini disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan terjadi pada Minggu (22/8/2021).

Menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang, fenonema Blue Moon kali ini terjadi kategori Bulan Biru Musiman.

Selain Bulan Biru Musiman, Andi mengatakan ada definisi lain dari Bulan Biru, yakni Bulan Biru Bulanan.

"Fenomena ini terjadi ketika Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama," ujar Andi seperti dikutip dari situs resmi LAPAN, Minggu (22/8/2021).

Sementara, Bulan Biru Musiman merupakan Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama.

Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Lalu, fenomena ini akan kembali terjadi pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Fenomena ini sendiri terjadi ketika Bulan Purnama pertama terjadi berdekatan dengan awal musim astronomis, sehingga dimungkinkan dalam sebuah musim astronomis terjadi empat kali Bulan Purnama.

"Nah, Bulan Pertama Ketiga dari musim astronomis yang mengalami empat kali Bulan Purnama ini lantas disebut Bulan Biru," papar Andi.

 

Bulan Biru Bukan Berarti Berwarna Biru

Blue Moon atau Bulan Biru
Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru. (iStock)

Andi menjelaskan, Bulan Biru sebenarnya tidak berarti warna Bulan menjadi biru.

Ia menuturkan, asal usul historis ini dan dua defisininya masih simpang siur. Kebanyakan pihak pun menganggapnya sebagai kesalahan interpretasi.

"Banyak orang meyakini istilah Bulan Biru yang dimaknai sebagai sesuatu hal yang terjadi sangat langka berasal dari ketika kabut asap dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi mengubah Bulan menjadi berwarna kebiruan," kata Andi.

 

Asal Usul Nama Blue Moon

Supermoon di Prancis
Penampakan fenomena supermoon terlihat dari langit Trebons-sur-la-Grasse di Prancis selatan, Minggu (3/12). Selain dinamai Full Cold Supermoon, Supermoon ini juga disebut Big Spirit Moon atau Blue Moon. (AFP PHOTO / REMY GABALDA)

Lebih lanjut Andi menuturkan, istilah Blue Moon sebenarnya sudah ada sejak 400 tahun lalu.

Sementara itu, seorang penutur cerita rakyat berkebangsaan Kanada, Dr. Philip Hiscock sempat mengusulkan penyebutan Blue Moon bermakna ada hal ganjil dan tidak akan terjadi.

Adapun asal usul Bulan Biru Musiman ini dapat ditelusuri dari penggunaan Almanak Petani Maine yang sekarang tidak lagi dipakai.

Menurut almanak ini, kemunculan purnama ke-13 dalam satu tahun dapat mengacaukan peringatan hari besar umat Kristen, yakni Prapaskah dan Paskah, yang menggunakan Bulan Purnama untuk penentuannya.

Untuk itu, angka 13 pun dianggap sebagai angka sial. Sementara kesulitan perhitungan terjadinya Bulan Purnama yang menyebabkan Bulan Purnama tambahan ini dinamakan sebagai Blue Moon.

Fenomena Super Snow Moon

Infografis Fenomena Super Snow Moon
Infografis Fenomena Super Snow Moon (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya