Menkes: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Masuk Indonesia September

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksin Covid-19 Johnson and Johnson akan tiba di Indonesia pada September 2021.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Agu 2021, 13:13 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 13:13 WIB
Menkes Tinjau Mini Sentra Vaksinasi Central Park
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kiri) didampingi Direktur Utama APL Bacelius Ruru, Wakil Dirut Noer Indradjaja, Center Director Central Park dan Neo Soho Mall V. Pauline Fillian saat meninjau Mini Sentra Vaksinasi di Central Park Mall Jakarta Barat (22/8/2021) (Liputan6.com/HO/Ading)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksin Covid-19 Johnson & Johnson akan tiba di Indonesia pada September 2021. Dia belum merinci berapa banyak dosis vaksin Johnson & Johnson yang akan diterima.

"Vaksin yang datang itu sudah cukup beragam, sehingga nanti kita membutuhkan seni sendiri bagaimana kita mengatur vaksinasinya dilakukan dengan benar, karena contohnya kita akan kedatangan Johnson & Johnson itu dari Belanda, tergeser (datang) di bulan depan," kata Menkes Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (25/8/2021).

Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menyatakan, vaksin Johnson & Johnson masih dalam tahap proses evaluasi khasiat dan keamanan oleh BPOM dan juga masih dalam proses registrasi mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA).

"Proses registrasinya berjalan secara bertahap yang masih membutuhkan beberapa data-data untuk bisa segera keluar EUAnya," kata Penny.

Saat ini, kata Penny, ada empat vaksin yang masih dalam tahap registrasi mendapatkan EUA yakni Cansino, Johnson & Johnson, Covavax, dan Covaxin.

"Masing-masing vaksin memiliki prosesnya tersendiri. Saat ini sudah ada tujuh jenis vaksin yang kami berikan EUA," tandas Penny.


Studi: Vaksin Johnson & Johnson Efektif 96 Persen Lawan Varian Delta COVID-19

Distribusi Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson
Seorang karyawan di distributor McKesson Corporation menempatkan wadah pengepakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson ke dalam wadah pengangkutan untuk meneruskannya menuju pengepakan di fasilitas pengiriman mereka di Shepherdsville, Kentucky, Senin (1/3/2021). (AP Photo/Timothy D. Easley, Pool)

Studi terbaru menunjukkan vaksin Johnson & Johnson efektif hingga 96 persen mencegah kematian dari varian Delta dari COVID-19. Studi ini dilakukan pada tenaga kesehatan di Afrika Selatan.

Menurut laporan Wall Street Journal, Rabu (11/8/2021), ada hampir 480 ribu nakes yang terlibat dalam studi ini. Vaksin J&J juga berhasil mencegah perawatan rumah sakit dengan persentase 71 persen.

Untuk varian Beta, pencegahan perawatan rumah sakitnya lebih rendah, yakni 61 persen. Tetapi vaksin ini bisa mencegah kematian hingga 96 persen.

"Vaksinnya bekerja sangat baik di Afrika Selatan dan melindungi melawan penyakit parah dan kematian," ujar Dr. Glenda Gray, salah satu pemimpin penelitian.

Dr. Gray juga menegaskan vaksin ini memberikan ketahanan hingga delapan bulan melawan varian Delta.

Studi ini merupakan hasil tes real world pertama dari vaksin Johnson & Johnson. Saat ini studinya belum melalui tahap peer-review atau dipublikasi di jurnal ilmiah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya