Liputan6.com, Jakarta Pendiri Rumah Faye, Faye Simanjuntak mengaku menerima banyak pesan whatsapp dari para anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) yang menyampaikan rasa haru saat tes keperawanan resmi dihapuskan. Cucu dari Menko Luhut Binsar Pandjaitan itu menjadi salah satu aktivis yang konsen dalam isu tersebut.
"Saya banyak dapat WA dari teman-teman Kowad yang terharu tes itu sudah tidak ada lagi," tutur Faye dalam diskusi virtual, Rabu (1/9/2021).
Faye mengatakan, dirinya besar di lingkungan militer. Sang ayah, Mayjen Maruli Simanjuntak merupakan pejabat tinggi di TNI AD yang kini menjabat sebagai Pangdam IX Udayana.
Advertisement
Sedari kecil, dirinya ingat betul isi dari lagu semangat yang selalu didengarnya dari tentara Kopassus, yakni 'lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga'. Hanya saja, kalimat tersebut tidak sepadan dengan adanya diskriminasi negara terhadap rakyat yang memperjuangkannya, dalam hal ini tes keperawanan prajurit wanita.
"Ini diskriminasi struktual dari institusi yang meminta membernya membela negara," jelas dia.
Faye tidak ragu menyuarakan pendapatnya itu kepada kedua orang tuanya. Dia pun bersyukur berada dalam lingkungan keluarga militer yang bisa saling terbuka akan perbedaan pandangan.
"Mereka setuju dengan saya bahwa tes keperawanan itu tidak perlu diadakan di tentara," kata Faye.
Tangis Haru
Perempuan yang pernah masuk sebagai anak muda berpengaruh versi Forbes Indonesia 30 Under 30 itu mengaku langsung menangis usai menerima kabar penghapusan tes keperawanan di TNI AD. Dia berharap TNI AD dapat tegas menerapkan aturan penghapusan tes keperawanan, tidak hanya lewat pernyataan namun dengan tindakan nyata.
"Harapan yang paling pertama adalah pengakuan salah dari institusi tentara karena para Kowad yang mengalami tes keperawanan adalah penyintas karena pengalaman tersebut," Faye menandaskan.
Â
Advertisement