Liputan6.com, Jakarta - Haru duka mewarnai halaman Lapas Kelas I Tangerang sejak Rabu (8/8/2021) pagi hingga sore menjelang. Keluarga korban kebakaran berdatangan untuk mencari tahu nasib anak atau suaminya di dalam Lapas.
Pasalnya, sebelum Lapas Tangerang terbakar, para napi tersebut sempat menghubungi keluarga dengan telepon genggamnya ataupun telepon genggam milik rekan sesama napi di dalam sel tahanan.
Seperti yang dialami oleh Nursin, orang tua dari Rezkil Khairi (22), warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang meninggal dunia akibat kebakaran di Blok C2. Nursin dan keluarga sempat video call dengan korban beberapa jam sebelum kejadian.
Advertisement
"Malamnya masih teleponan jam 9 malam. Ngobrol biasa saja, setelah itu minta tolong dibelikan pulsa. Memang saya lihat di kamar itu rame, banyak orang ketawa-ketiwi. Memang ramai (kamar sel)," kata Nursin.
Di akhir percakapan telepon tersebut, korban sempat mengobrol dengan empat orang adiknya. Dia mengaku sangat merindukan keluarganya, terlebih sejak pandemi Covid-19 ini, kunjungan ke Lapas dibatasi.
"Nelpon dia lama, bisa setengah jam, 15 menit. Dia bilang kangen adik-adik. Feeling saya dua tiga hari ini, saya merasa kehilangan dia. Saya rasanya dia enggak ada," katanya.
Nursin mengaku pasrah dengan musibah kematian yang menghampiri keluarganya. Namun, dia menginginkan kejelasan kapan jenazah sang anak bisa dipulangkan dan dimakamkan.
"Pasrah saja, memang takdir mau diapakan," kata Nursin.
41 Warga Binaan Tewas
Diberitakan sebelumnya, Blok C2 Lapas Kelas I Tangerang kebakaran pada Rabu (8/9/2021) dini hari atau sekitar pukul 01.50 WIB.
Sebanyak 41 warga binaan meninggal dunia dalam insiden kebakaran ini, sementara beberapa lainnya harus dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan.
Sugaan sementara, kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik.Â
Advertisement