Nasdem: Siapa yang Tak Gunakan Buzzer Dalam Berpolitik?

Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, menilai bahwa penggunaan buzzer wajar dalam berpolitik.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2021, 21:37 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 21:37 WIB
Momen AHY Kibarkan Panji Demokrat
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat mengibarkan bendera Partai Demokrat usai terpilih secara aklamasi dalam Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Dok Partai Demokrat)

Liputan6.com, Jakarta - Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, menilai bahwa penggunaan buzzer wajar dalam berpolitik. Hal ini disampaikan Irma untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan buzzer merusak tatanan demokrasi.

"Pertanyaan nya siapa yang tidak menggunakan buzzer dalam berpolitik? Buzzer bisa dari kader fanatik maupun dari profesional. Nggak perlu lempar batu sembunyi tangan, bagi semua orang politik, apa lagi orang-orang yang pernah berada dalam kekuasaan pasti mahfum dengan perilaku ini," kata Irma lewat pesan, Sabtu (11/9/2021).

Menurutnya, sosialisasi, provokasi, agitasi dan propaganda adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku politik. Kata dia, siapapun dan partai manapun akan melakukan hal yang sama untuk pencitraan maupun untuk mendowgrade lawan politik.

"Makanya kalau nggak gatal jangan digaruk, kalau tidak mau dicubit ya jangan mencubit, jika tidak ingin dikritik ya jangan mengkritik, kalau tidak ingin dikomentari ya jangan mengomentari. Tak akan ada asap jika tidak ada api," ujarnya.

Menurutnya, negarawan harus lapang dada dan bijak. Dia mencontohkan Presiden Jokowi yang dihina secara fisik, di caci maki, di fitnah dan bully tetapi tetap tenang.

"Tetap tenang dan tidak mendendam, karena beliau sadar bahwa untuk menjadi bapak bangsa harus punya mental baja," kata Jokowi.

"Sebagai rakyat wajar jika curhat ke presiden misalnya menagih janji-janji presiden dan mengkritisi presiden, tetapi jangan sampai presiden malah curhat pada rakyat, tidak boleh kebalik, kasihan rakyat sudah susah malah dicurhati," ujarnya.

Irma menyarankan kepada calon pemimpin Indonesia masa depan untuk meniru sikap gentle dan bijak Presiden Jokowi dalam menghadapi para lawan politik dan para pembencinya. Serta tiru sikap legowo dan gentle Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang kini bergabung ke pemerintah. 

"Demi persatuan dan kesatuan bangsa beliau ikhlas bahu membahu dengan lawan politik nya," pungkas eks anggota DPR ini.

Buzzer Perusak Demokrasi

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti hadirnya pendengung atau buzzer di media sosial. Dia menilai keberadaan buzzer justru merusak tatanan demokrasi lantaran menyebarkan hoaks politik.

“Saat ini kita hadapi perilaku-perilaku buruk para buzzer yang memang pekerjaan utamanya adalah untuk memproduksi dan menyebarluaskan hoaks politik,” kata AHY saat sambutan pada perayaan HUT ke-20 Partai Demokrat, Kamis (9/9/2021).

Bahkan, lanjut AHY, serangan buzzer tersebut juga kerap diterima Partai Demokrat yang bertujuan untuk memecah belah sekaligus membungkam sikap kritis.

“Mereka sebenarnya adalah perusak demokrasi dan telah memecah belah bangsa. Kita harus waspada dan kita harus berani tegar untuk menghadapi itu semua,” katanya.

Oleh karena itu, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini turut meminta kepada seluruh kader Demokrat agar tetap waspada dan menjadi garda terdepan dalam melawan hoaks.

"Kita harus waspada dan kita harus berani tegar untuk menghadapi itu semua. Karena kita ingin menjadi garda terdepan dalam merawat dan memperjuangkan demokrasi," paparnya.

Reporter: Genan

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya