Liputan6.com, Jakarta Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid turut bersuara soal unggahan sebuah video yang menampilkan para santri yang hendak menjalani vaksinasi menutup telinganya saat mendengar lantunan musik. Menurut Yenny sikap seperti itu bukanlah indikasi radikalisme. Apalagi para santri merupakan penghafal Alquran.
"Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal," ujar dia dalam akun Instagram pribadinya, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga
Yenny mengakui bahwa proses menghafalkan mushaf bukan pekerjaan yang mudah. Menurutnya dibutuhkan ketenangan untuk bisa melakukan hal itu.
Advertisement
"Kawan baik saya, Gus Fatir dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal Alquran sejak usia 5 th. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran," tulisnya.
Yenny pun mengajak seluruh pihak agar lebih proporsional menyematkan tudingan radikal terhadap suatu kelompok. Ia mengajak agar publik saling mengerti satu sama lain, hal itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang dianut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia.
"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll. Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan Akademisi Universitas Monash, Australia asal Indonesia, Nadirsyah Hosen atau akrab dipanggil Gus Nadir. Dalam cuitannya, Gus Nadir mengungkapkan bahwa hukum mendengarkan musik dalam khazanah Islam memang beragam. Ada sebagian ulama yang memang mengharamkannya, dan itu didasarkan pada landasan yang diakui.
"Gak harus buru2 dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yg blg haram, dan ada yg bolehin. Kita hormati saja. Bagi yg bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah," tulisnya.
Unggahan Diaz Hendropriyono
Kritikan soal video sekelompok santri yang enggan mendengarkan musik kali pertama mencuat ketika diunggah oleh putra mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, yakni Diaz Hendropriyono. Dalam unggahan di Instagram pribadinya, Diaz mengaku kasihan kepada para santri yang menutup telinganya kala mendengarkan musik. Menurutnya hal itu berkat pendidikan yang keliru.
"Sementara itu .... Kasian, dari kecil sudah diberikan pendidikan yg salah. There's nothing wrong to have a bit of fun !!" tulis Diaz.
Advertisement