Kepala BNPB: Pelestarian Lingkungan Daerah Aliran Sungai Kurangi Ancaman Potensi Bencana Alam

Kepala BNPB menekankan pentingnya daya dukung lingkungan melalui kebijakan pembangunan yang pro lingkungan, juga kebiasaan dan budaya masyarakat setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2021, 13:31 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2021, 13:31 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulngan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen TNI Ganip Warsito
Kepala Badan Nasional Penanggulngan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen TNI Ganip Warsito saat menghadiri acara Temu Komunitas Peduli Sungai di Kampus IAIN Ambon, Selasa (19/10/2021). (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulngan Bencana (BNPB) Pusat, Letjen TNI Ganip Warsito menilai aktivitas pengelolaan dan pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat penting untuk menghindari ancaman bencana alam yang dapat dicegah.

Untuk itu, Kepala BNPB menekankan pentingnya daya dukung lingkungan melalui kebijakan pembangunan yang pro lingkungan, juga kebiasaan dan budaya masyarakat setempat.

Penegasan disampaikan Ganip Warsito dalam arahannya saat pada Temu Komunitas Peduli Sungai di Kampus IAIN Ambon, Selasa (19/10/2021).

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Murad Ismail, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury, Rektor IAIN Ambon Dr. Zainal Abidin Rahawarin, dan Jajaran BNPP/SAR Maluku, Kepala Bakamla, Walikota Ambon serta Komunitas Peduli Sungai Maluku.

"Berbicara tentang daya dukung lingkungan, maka sangat terkait dengan kebijakan pembangunan dan implementasinya, terkait juga dengan kebiasaan dan budaya masyarakat, serta kerentanan bencana lainnya," ucap Ganip Warsito.

Menurut mantan Kasum TNI ini, selain ancaman bencana yang tidak dapat dicegah, seperti Ancaman Geologi berupa gempa bumi, tsunami, Erupsi gunung api yang terjadi secara tiba-tiba, ada juga ancaman bencana yang dapat dicegah.

Ancaman bencana yang dapat dicegah itu terkait dengan daya dukung lingkungan, seperti: banjir, banjir bandang, Tanah Longsor, Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan.

Dalam catatannya, Ganip mengatakan setiap tahun lahan kritis di Indonesia, terus mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan perubahan drastis pada Daerah Aliran Sungai (DAS), sebagai penjaga siklus hidrologis.

"Pada Tahun 1984, terdapat 22 DAS kritis, Tahun 1994 terdapat 39 DAS kritis, Tahun 1998 terdapat 62 DAS kritis; dan pada Tahun 2016 terdapat 108 DAS kritis," ujarnya.

 

Identifikasi dan Analisa Daerah Aliran Sungai

Ganip menegaskan beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan daya dukung lingkungan pada DAS. "Hal penting yang perlu dikembangkan dalam kegiatan ini adalah terwujudnya koordinasi," ucap Ganip.

Kedua, hal penting yang juga harus dilakukan secara terus menerus adalah kampanye pelestarian lingkungan hidup. Ketiga, perlunya dilaksanakannya Identifikasi dan Analisa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membutuhkan perhatian lebih dan menjadi prioritas penanganan.

"Keempat terwujudnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, serta kelima pemilihan tanaman ekologis dan bernilai ekonomis," sebut Ganip.

Kelima hal itu, ia tegaskan sebagai upaya mitigasi vegetasi di sekitar wilayah aliran sungai. Sehingga, output yang diharapkan dapat meningkatnya produktivitas lahan dan pemanfaatan sungai sebagaimana fungsi alaminya.

"Dan yang paling penting adalah outcome dari upaya tersebut yaitu menurunnya Indeks Risiko Bencana," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BNPB sekaligus memberikan penghargaan kepada 44 relawan Komunitas Peduli Sungai (KPS), menyaksikan Simulasi Kebencanaan Berbasis Masyarakat serta meninjau Pameran Kebencanaan & Lingkungan Hidup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya