Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan penyuntikan booster vaksin Covid-19 bagi masyarakat sudah mulai bisa dilakukan pada awal 2022. Untuk itu, mekanisme penyuntikan booster vaksin ini diharapkan dapat segera dipersiapkan, baik bagi peserta penerima bantuan iuran (PBI) maupun peserta non-PBI BPJS Kesehatan.
Vaksin Covid-19 tambahan atau booster bagi masyarakat luas ini penting dilakukan sejalan dengan mulai turunnya efikasi vaksin.Â
Vaksin booster berfungsi untuk meningkatkan dan memastikan imun yang telah terbentuk pada dosis sebelumnya sekaligus memberikan perlindungan yang lebih optimal pada risiko masuknya patogen.Â
Advertisement
Saat ini dosis utama vaksin adalah dua kali suntikan. Dua dosis tersebut sudah cukup untuk melindungi masyarakat umum dari infeksi parah Covid-19. Akan tetapi, antibodi yang terbentuk dari kedua dosis itu kemungkinan dapat menurun dan membutuhkan vaksin booster.Â
"Kalau ada rencana untuk vaksinasi ketiga, itu kan booster, itu biasanya sarannya adalah kalau bisa yang berbeda jenis vaksinnya," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban, dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (6/11/2021).Â
Dia menyatakan, jika pada vaksinasi pertama dan kedua sudah menggunakan Sinovac, maka pada vaksin booster disarankan menggunakan vaksin jenis lain. Bisa menggunakan Moderna, Pfizer dan atau Zifivax.Â
Vaksin jenis terakhir ini merupakan vaksin terbaru yang telah memegang UEA dari BPOM RI dan sertifikasi halal dari MUI.Â
"Kabar baiknya (dengan adanya Zifivax), kita mempunyai lebih banyak vaksin untuk melawan virus ini. Dengan adanya tambahan jenis vaksin ini akan lebih baik lagi untuk Bangsa Indonesia," jelas Zubairi.Â
Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI mengungkapkan perkembangan pelaksanaan vaksin di Indonesia hingga Kamis 4 November 2021. Dimana jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua sebanyak 76.687.750 orang atau 36,82 persen dari total target sasaran vaksinasi.Â
Untuk jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni sebanyak 122.852.096 orang atau 58,99 persen.
Adapun besaran target sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity) sebesar 208.265.720 orang.
Vaksinasi menyasar tenaga kesehatan, lansia, petugas publik dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun.Â
Â
Beda Zifivax dengan Vaksin Lain
Sebelumnya, Zubairi Djoerban sempat mengatakan bahwa vaksin Zifivax berbeda dengan vaksin lain karena menggunakan protein sub unit. Vaksin Zifivax mengandung partikel virus yang secara khusus diseleksi untuk bisa menstimulasi dan merangsang respons imun.Â
"Karena yang diambil hanya fragmen virus maka vaksin ini tak bisa menyebabkan penyakit. Karena itu sub unit vaksin zifivax mungkin sekali amat aman," ujarnya Minggu 10 Oktober 2021.
Ia menambahkan, vaksin serupa yang menggunakan platform protein sub-unit yaitu untuk membuat vaksin hepatitis B dan untuk pertusis.Â
"penelitian Zivifax menunjukkan sangat efektif terhadap Covid-19 meski varian delta," katanya.
Dia menjelaskan, Vaksin Zifivax adalah vaksin yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical yang bekerja sama dengan Institut Mikrobiologi pada Chinese Academy of Science (CAS) menggunakan platform rekombinan protein sub-unit. Vaksin ini telah diuji coba di China, Ekuador, Malaysia, Pakistan, hingga Uzbekistan.Â
IDI mendukung Vaksin Zivifax karena terbukti secara ilmiah di uji klinis tahap 3. Bukan hanya vaksin Zifivax, IDI mendukung semua jenis dan merek vaksin selama terbukti aman dan efektif apalagi jika harganya murah. Di satu sisi, ia mengingatkan perhatikan juga post marketing.
"Pada saat vaksin ini dimanfaatkan untuk jutaan orang maka data efektivitas dan keamanan vaksin ini akan semakin jelas," katanya.
Advertisement