Liputan6.com, Jakarta Tingginya tembok lapas dan kuatnya jeruji penjara, tidak menyurutkan semangat warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas I Surabaya, di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, untuk menimba ilmu, khususnya di bidang pertanian.
Mereka mengikuti pelatihan pertanian tentang budidaya tanaman sayuran yang diselenggarakan oleh Lapas bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan Porong.
Baca Juga
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan upaya membangun ketahanan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Semua sektor harus mengambil peran. Pemerintah, peneliti, praktisi, pakar pertanian, insan pertanian, penyuluh dan petani harus bersinergi.
Advertisement
"Kita harus memastikan bahwa pertanian tidak boleh terhenti di dalam memenuhi kebutuhan pangan 274 juta jiwa penduduk di Indonesia. Bekerjalah dengan semangat mewujudkan kemandirian pangan, saatnya kita menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia," tutur Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menekankan pentingnya kegiatan usaha tani yang berorientasi pada peningkatan produksi serta kualitas produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.
"Peran penyuluh melalui BPP Kostratani diperlukan dan perlu ditingkatkan apalagi sejak adanya pandemi Covid-19 ini. Sektor pertanian menjadi tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa untuk itu pertanian tidak boleh berhenti," tegas Dedi.
Kegiatan melatih WBP ini kali pertama bagi BPP Porong apalagi hal ini amanah langsung dari Kepala Lapas untuk memberikan materi budidaya sayuran di pekarangan. Pemanfaatan pekarangan sebagai media berbudiya, dipastikan akan memberi nilai tambah perekonomian keluarga.
Menurut salah seorang penyuluh pertanian Kecamatan Porong, Sitta Rakmaniyah, pelatihan pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan WBP dengan memanfaatkan pekarangan untuk budidaya tanaman sayuran.
"Selain dapat digunakan sebagai aktivitas positif bagi WBP di dalam lapas, pelatihan ini akan bermanfaat sebagai bekal mereka untuk melanjutkan hidup di masyarakat kelak jika telah bebas," imbuh Sitta.
Pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap, mulai 21 Oktober hingga 5 November 2021 ini, menarik minat 40 peserta WBP untuk serius mengikuti dari awal hingga akhir pelatihan.
Para penyuluh memberikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan praktik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.
Peserta Berpartisipasi Aktif
Keseluruhan peserta telah berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan, mulai dari praktik, penanaman bibit cabai, terong dan benih krai, pemangkasan cabang tidak produktif pada tanaman cabai dan terong serta pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman dalam kegiatan budidaya sayuran.
Penyuluh pertanian setempat yang dikomandani oleh Widi Harsono, selaku koordinator penyuluh pertanian BPP Porong bersama POPT, Mantri Tani dan Penyuluh Pertanian lainnya berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan pengawalan secara berkala terhadap kegiatan budidaya tanaman sayuran di lingkungan lapas oleh WBP.
Advertisement