Serahkan Bantuan DSP Rp 1,5 Miliar, Ganip Sampaikan Strategi Penanganan Banjir Sintang

Untuk daerah terdampak paling parah, pemerintah melalui BNPB juga memberikan bantuan Logistik dan Peralatan kepada korban pengungsi dan petugas BPBD.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2021, 19:19 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 17:53 WIB
ganip
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Ganip Warsito meninjau lokasi banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Kalimantan Barat, Selasa (9/11/2021). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Perjalanan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Ganip Warsito meninjau lokasi banjir yang menggenangi sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Barat masih terus berlanjut hari ini, Selasa (9/11/2021).

Selain memastikan penanganan banjir berjalan baik, rombongan Kepala BNPB yang bertolak dari Jakarta sejak Senin (8/11/2021) juga untuk mendengar dan mendapat masukan dari korban banjir dan perangkat daerah terkait, serta menyerahkan bantuan berupa dana siap pakai (DSP).

Ganip Warsito mengatakan bantuan DSP tersebut diberikan untuk empat kabupaten terdampak banjir paling parah di provinsi Kalimantan barat. Antara lain Kabupaten Kabupaten Sintang Rp 500 juta, Kabupaten Melawi Rp 500 juta, Kabupaten Sanggau Rp 250 juta dan Kabupaten Sekadau Rp 250 juta.

Total bantuan DSP yang diberikan sebanyak Rp 1,5 miliar.

Untuk daerah terdampak paling parah, pemerintah melalui BNPB juga memberikan bantuan Logistik dan Peralatan (Logpal) kepada korban pengungsi dan petugas BPBD setempat serta jajaran petugas di lapangan berupa paket makanan siap saji, tenda, selimut, matras, perahu dan masker.

Dua kabupaten paling parah yaitu Kabupaten Sintang mendapat bantuan berupa Selimut 300 pcs, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, Masker KF 94 sebanyak 5000 Pcs, Matras 300 lembar, 2 set tenda pengungsi serta 2 unit Perahu Polyethylene.

Sedangkan untuk korban pengungsian di Melawi mendapat bantuan berupa Selimut 200 pcs, makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk sebanyak 501 paket, Masker KF 94 sebanyak 5000 pcs, Matras 300 lembar.

Pada hari yang sama, BNPB juga menyerahkan bantuan di sejumlah wilayah berbeda. Antara lain di kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Di wilayah ini pemerintah melalui BNPB juga menyerahkan batuan berupa selimut sebanyak 200 pcs, lauk pauk sebanyak 201 paket, makanan siap saji sebanyak 204 paket, Matras sebanyak 200 lembar, Masker KF94 2.000 lembar, 2 set Tenda Pengungsi, 2 unit Perahu Polythyline serta 5 unit Handy Talky untuk mendukung komunikasi dan koordinasi petugas BPBD dan petugas di lapangan.

Juga di Kota Batu, Malang. Provinsi Jawa Timur BNPB menyerahkan bantuan berupa selimut sebanyak 200 pcs, lauk pauk sebanyak 201 paket, makanan siap saji sebanyak 204 paket, Matras sebanyak 200 lembar, Masker KF94 sebanyak 2.000 lembara dan 2 set Tenda Pengungsi.

Untuk mendukung sinergi, BNPB juga memberikan bantuan kepada TNI AU Silaspapare, Papua berupa 2 set Tenda Pengungsi.

 

Dampak La Nina

Dari hasil tinjauannya tersebut, Ganip menjelaskan fenomena alam La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan menjadi penyebab banjir. Sesuai prediksi BMKG, La Nina diprediksi akan terjadi hingga Januari-Februari 2022.

Hujan dengan intensitas tinggi yang membuat debit air Kapuas dan Melawi meluap itu memicu terjadi banjir. Oleh karena itu, penaganannya harus disiasati dengan mitigasi yang tepat dan benar. Solusi jangka pendeknya, akata Ganip adalah penyelamatan masyarakat terdampak, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Penyelamatan masyarakat terdampak dan pemenuhan kebutuhan terutama kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia dan anak-anak menjadi prioritas.

BNPB sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan jajaran forkopimda untuk bersinergi membantu penanganan bencana. Pemda, kata Ganip telah membuat status tanggap darurat.

"Saya arahkan bupati dan forkopimda untuk memikirkan penanganan pengungsi untuk waktu yang cukup lama, sesuai kondisi kemungkinan curah hujan kedepan akan semakin meningkat," ucap Ganip.

Sejauh ini, BNPB telah membuat kajian terkait strategi jangka panjang penanganan banjir terkait bencana hidrometrologi basah seperti banjir. Penekanannya, adalah membuat mitigasi yang berkaitan dengan masalah iklim dan cuaca.

"Kita sudah melakukan persiapan sebenarnya, karena memang dampak La Nina terjadi berulang, karena tahun lalu pun seperti itu," kata Ganip.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya