Kapolda-Kapolres Diminta Redam Isu di Daerah, Kalau Perlu Minta Maaf Agar Tidak Viral

Kapolda Kapolres diminta segera mengklarifikasi isu agar tidak menjadi viral. Kalau perlu minta maaf, minta maaf sehingga tidak viral.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Des 2021, 14:29 WIB
Diterbitkan 03 Des 2021, 14:29 WIB
Polisi
Polisi (Instagram/majeliskopi08)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda dan Kapolres di seluruh Indonesia diharapkan dapat meredam isu yang ada di wilayah hukumnya. Hal ini agar tidak menjadi viral dan menjadi isu nasional.

"Pemimpin diharapkan mampu meredam isu jika ada permasalahan di wilayahnya, sehingga tidak terjadi isu nasional sehingga viral. Tadi Pak Wakapolri sudah menyingung soal ini, jadi segera diredam, segera diklarifikasi, kalau perlu minta maaf, minta maaf sehingga tidak viral," kata Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto dalam sambutannya saat Apel Kasatwil Polri T.A 2021 di Bali, Jumat (3/12/2021).

Selain itu, para Kapolres diharapkan dapat melakukan klarifikasi dengan cepat apabila ada pemberitaan. Sehingga, hal itu tidak akan menjadi viral dan menjadi isu nasional.

Tak hanya itu, mereka juga diminta untuk melakukan kunjungan terhadap sejumlah media mainstream.

"Kami menyarankan kepada para Kasatwil Kapolres segera mengklarifikasi secepatnya apabila ada pemberitaan di media. Jadi segera dijawab segera diklarifikasi, sehingga tidak viral," ujarnya.

"Kemudian Wakapolri juga tadi menyampaikan silakan visit media, kalau di Polres ada media mainstream, bisa datangi silaturahmi untuk menjalani hubungan emosional yang baik," sambungnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Silaturahmi ke Tokoh Masyarakat

Selanjutnya, mereka juga disarankan untuk melakukan silaturahmi terhadal sejumlah tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mempunyai pengikut banyak.

"Kemudian kami menyarankan mungkin ada tokoh-tokoh punya follower yang banyak segera silaturahmi untuk membantu klarifikasi apabila di kesatuannya ada yang viral. Sehingga dengan adanya tokoh daerah banyak followersnya bisa meredam," ungkapnya.

"Kemudian tidak perlu mempublikasikan apabila masalah itu sudah colling down, artinya kalau masalah sudah diberitakan lagi, malah dibesarkan lagi oleh media mainstream maupun media sosial," tambahnya.

Terkahir, ia ingin agar dapat memperdayakan personel yang religius. Namun, tidak hanya yang beragam muslim saja, melainkan juga beragama lainnya.

"Itu bisa menjadikan corong kita untuk bisa dijadikan Kanit, Kasat atau Kapolsek. Tapi ada tugas pokok untuk meredam isu-isu terkait dengan SARA," tutupnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya