Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, angka positivity rate di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) masih terkendali, yakni di bawah angka satu persen.
"Saat ini sih tingkat positivity rate untuk kegiatan PTM atau pembelajaran tatap muka ini masih terkendali, yaitu di bawah 1 persen, sementara yang kita toleransi kalau di atas 5 persen," kata Widyastuti dalam diskusi daring, Sabtu (15/1/2022).
Meskipun tingkat positivity rate masih rendah, DKI memutuskan menutup sejumlah sekolah yang ditemukan siswa positif Covid-19. Widyastuti menyebut penutupan itu untuk mencegah penyebaran.
Advertisement
"Meskipun kecil, tentu evakuasi, isolasi, melokalisir kasus menjadi sangat penting. Jadi, begitu teridentifikasi positif, tentu kita lakukan langkah-langkah lokalisir kasus, sehingga tidak terjadi penyebaran. Memang ada beberapa laporan sekolah yang teridentifikasi positif tetap langsung kita lakukan lokalisir, sehingga tidak terjadi penyebaran," terang dia.
Selain itu, Widyastuti mengklaim, sebelum adanya laporan kasus baru corona, Dinkes telah melakukan penelusuran testing atau active case finding (ACF) sejak awal pembukaan PTM 100 persen.
"Begitu kebijakan PTM dibuka, DKI tanpa menunggu ada laporan kasus, kita aktif melakukan active case finding. Secara aktif tim kita aktif turun ke semua sekolah secara random melakukan uji petik ke semua sekolah secara serentak untuk mengetahui apakah ada penularan setempat itu sebagai kontrol tentang keamanan program PTM," terangnya.
Â
Menunggu Hasil Tes
Sementara terkait update diagnosis kasus Omicron, Dinkes DKI masih menunggu hasil tes whole genome sequencing.
"Terkait Omicron, untuk diagnosis pasti sedang kita tunggu prosesnya karena memang ada yang positif, tetapi masih berproses untuk dilihat variannya apa. Tapi sekali lagi, bentuk jagaan kita adalah satu pengawasan ketat prokesnya, dan kedua kita lakukan ACV pada sekolah yang sudah dibuka," pungkas dia.
Advertisement