Komnas KIPI Sebut Pelajar di Sukabami Meninggal karena Syok Septik, Tak Terkait Vaksin Covid-19

Setelah menerima vaksinasi Covid-19, MDA mengalami demam selama dua hari hingga Minggu (16/1/2022). MDA sempat masuk sekolah pada Senin (17/1/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2022, 21:40 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 21:40 WIB
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari soal vaksin AstraZeneca. (Dok: KPCPEN)
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari soal vaksin AstraZeneca. (Dok: KPCPEN)

Liputan6.com, Jakarta - Siswa kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat meninggal dunia usai divaksin Covid-19. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah melakukan investigasi dan mengaudit kejadian meninggalnya MDA.

Hasil audit menunjukkan, tidak ada kaitan antara fatalitas dengan vaksinasi Covid-19. “Kesimpulan tidak terkait imunisasi,” kata Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari kepada merdeka.com, Sabtu (22/1/2022).

Berdasarkan investigasi, MDA meninggal dunia akibat syok septik. Dari informasi yang dihimpun, syok septik merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang disebabkan oleh kondisi sepsis, yaitu peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi. 

Syok septik ditandai dengan kegagalan fungsi sirkulasi akibat infeksi yang berlanjut.

“Dari data yang didapat, diambil kesimpulan bahwa sebab kematian adalah septic syok,” jelas Hindra.

MDA meninggal dunia pada Jumat (21/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Dia mengikuti vaksinasi anak pada Sabtu (15/1/2022).


Demam Selama 2 Hari

Setelah menerima vaksinasi Covid-19, MDA mengalami demam selama dua hari hingga Minggu (16/1/2022). MDA sempat masuk sekolah pada Senin (17/1/2022).

Namun, karena demam tak kunjung sembuh, MDA dibawa ke rumah sakit Betha Medika Cisaat. Di sana, dia menjalani perawatan selama dua hari, kondisinya pun terus menurun hingga meninggal dunia.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya