Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menandatangani kontrak pembelian enam jet tempur Rafale dengan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Dassault.
Terkait hal tersebut, Pengamat militer dari Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Beni Sukadis menilai itu langkah yang tepat.
Advertisement
Baca Juga
"Bahwa pembelian jet tempur Rafale Perancis adalah pilihan tepat bagi peningkatan kapabilitas pertahanan," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Selain itu, dengan situasi geopolitik saat ini dan penggunaan teknologi, Prancis merupakan mitra yang tepat dalam upaya pengadaan Alutsista.
"Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki kemandirian dalam hal produksi Alutisista, dan mereka mau bekerja sama dalam skema offset (timbal balik dagang dalam pembuatan spare part pesawat atau kerjasama lainnya)," ungkap Beni.
Bahkan, menurutnya, dengan situasi ekonomi saat ini tidak ada masalah. Karena sudah dipikirkan secara matang.
"Semua sudah dipikirkan secara matang karena masih dalam perencanaan MEF tahap 3 periode 2019-2024. Yang mana melihat target MEF tahap ke 2 baru mencapai sekitar 63%, artinya masih jauh dari apa direncanakan sejak 14 tahun lalu," kata Beni.
Â
Siap Boyong 42 Jet Tempur
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Delegasi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis bersepakan menandatanganani sejumlah perjanjian kerjasama. Salah satunya, kontrak pembelian enam Pesawat Tempur Rafale antara Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) dengan Dassault.
"Pembelian 6 Pesawat Tempur Rafale sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya," kata Menhan Prabowo seperti dikutip dari siaran pers diterima, Kamis (10/2/2022).
Menurut Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly, pilihan Indonesia menggunakan Pesawat Rafale adalah wujud kepercayaan kepada Prancis dan membuktikkan bukti bahwa kemitraan strategis kedua negara sangat kuat dan dinamis.
"Prancis bertekad mendukung secara aktif program-program strategis besar Indonesia dan mendukung pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid," tutur Parly dalam kesempatan yang sama.
Advertisement