PDIP: Pak Luhut Power Politiknya Kuat

Bambang menilai, beberapa menteri bicara di luar kapasitas, termasuk Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Meski demikian, Bambang mengakui kekuatan politik Luhut memang kuat.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Apr 2022, 23:05 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2022, 23:05 WIB
Bertemu Sekjen Kementerian KP, Menko Luhut: Program yang Baik Jangan Berhenti
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan atau PDIP, Bambang Wuryanto angkat bicara soal perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar para menteri tak bicara penundaan pemilu.

Bambang menyebut, sudah sepantasnya para menteri fokus bekerja sesuai tupoksi. Ia menilai menteri dalam negeri saja yang cocok bicara pemilu

"Tapi kalau menteri dalam negeri ya itu, kalau mau ngomong masih ada make sense dengan tugasnya. Masih masuk akal kalau dalam tugas kalau mendagri. Tapi menteri yang enggak ada urusannya, enggak usahlah," ujar Bambang pada wartawan, Kamis (7/4/2022).

Bambang menilai, beberapa menteri bicara di luar kapasitas, termasuk Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Meski demikian, Bambang mengakui kekuatan politik Luhut memang kuat.

"Kalau Pak Luhut ya monggo saja, bisa evaluasi sendiri. Kan banyak orang yang mengatakan beliau prime minister. Menteri utama. Menko kan menteri utama," katanya.

Orang Paham Pak Luhut Sangat Kuat

Jelang Akhir Tahun, PDIP Luncurkan Buku
Bambang Wuryanto (kanan). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Tapi orang juga paham sekali betapa Pak Luhut sangat kuat. Power politiknya kuat. Misalnya, contoh pak presiden pernah statement disetop ekspor kan begitu, dua hari berikutnya dibuka lagi Pak Luhut yang statement," tambahnya.

Sementara menteri lain, seperti Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ia nilai tidak dalam kapasitasnya bicara penundaan pemilu.

"Kalau Pak Airlangga sebagai ketum, kalau sebagai menko ya nggak pas," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya