Liputan6.com, Jakarta - Lebaran 2022 memang berbeda dengan dua tahun sebelumnya. Setelah dua tahun berturut-turut dilarang mudik, tahun ini masyarakat diperkenalkan berjumpa dengan sanak saudara di kampung halaman.
Pemerintah pun melakukan sejumlah koordinasi lintas sektor mengenai aturan perjalanan mudik Lebaran 2022. Mulai tidak adanya penyekatan hingga sejumlah skenario lainnya.
Misalnya sistem contraflow, one way atau satu arah, hingga ganjil genap di jalan tol. Sebab Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memprediksi akan terjadi kemacetan parah saat puncak arus mudik yang diperkirakan pada 28-30 April 2022.
Advertisement
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah menilai pemerintah juga harus memperhatikan sejumlah jalan alternatif yang dapat membantu mengurai kemacetan yang terjadi. Seperti halnya di dalam tol maupun jalan nasional.
"Saya rasa harus juga dipikirkan karena berlaku ganjil-genap di tol. Ketika dikeluarkan dari dalam tol harus ada tempat yg bisa secepatnya dikeluarkan artinya tol ini banyak perboden ditutup harus dibikin kemungkinan jalan keluar ketika ada kemacetan. Jalan alternatif juga dioptimalkan," kata Trubus kepada Liputan6.com.
Trubus juga meminta agar pemerintah dapat menempatkan sejumlah relawan atau aparat kemanan untuk menjaga di kawasan jalan alternatif tersebut.
Trubus beralasan hal itu untuk mencegah adanya kriminalitas kepada para pemudik baik pengguna sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Pandemi Covid-19 kata dosen Universitas Trisakti tersebut menimbulkan kecemburuan sosial yang tinggi di masyarakat.
Sosialisasi kepada masyarakat di sepanjang jalan alternatif juga diperlukan. Misalnya memperbolehkan pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk beristirahat sebentar saat kelelahan. Kemudian terkait pemahaman penjualan bensin eceran dengan harga yang melambung tinggi.
"Khawatirnya itu dipalak itu yang bahaya. Kalau enggak ada aparat keamanan tinggi kemungkinan (pemudik) dipalak nanti," ucapnya.
Lanjut Trubus, pihaknya juga meminta kepada pemerintah juga menyertakan sejumlah pos kesehatan di berbagai titik untuk para pemudik yang kelelahan. "Dan sekarang masyarakat juga diimbau untuk membawa makanan yang cukup takutnya di jalanan macet jadi sudah dipersiapkan," Trubus menandaskan.
Sementara itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi sekitar 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022. Jumlah tersebut didominasi oleh para pemudik dengan menggunakan kendaraan roda empat sebanyak 23 juta. Kemudian sepeda motor sebanyak 11 juta dan sisanya menggunakan transportasi umum.
Â
Wilayah Tujuan Mudik Lebaran 2022
Juru bicara Kemenhub, Adita Irawati, menyatakan prediksi jumlah pemudik tersebut mengalami peningkatan sebesar 40 persen dibandingkan dengan mudik Lebaran 2019. Lalu ada peningkatan 100an persen dengan Lebaran 2021. Dari jumlah tersebut 70 persen mobilitas pemudik yaitu di Pulau Jawa.
"Tujuan mudik utamanya memang itu Jawa Tengah kemudian Jawa Timur Jawa Barat non Bodebek dan DI Yogyakarta. Selanjutnya diikuti di daerah lain di luar Jawa. Kalau asal pemudik memang terbesar dari Jawa Timur bisa ke arah barat ke Jawa Tengah dan keluar pulau Jawa," kata Adita kepada Liputan6.com.
Untuk kawasan Jabodetabek kata dia, diperkirakan sebanyak 14 juta orang berpotensi melakukan perjalanan mudik Lebaran. Mobilitasnya juga diperkirakan paling banyak menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Karena hal itu sejumlah koordinasi dengan sejumlah pihak pun dilakukan untuk mengantisipasi adanya permasalahan saat mudik.
Salah satunya yaitu memastikan layaknya sarana dan prasarana dari transportasi umum yang akan digunakan. Yaitu adanya ram check atau inspeksi keselamatan terhadap transportasi umum. Mulai dari bus, kereta api, hingga pesaawat terbang. Hal tersebut bertujuan sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan.
"Kedua itu crewnya itu terpilih betul-betul orang yang sehat dan fit dan ini sudah dilakukan sejak pertama. Sebelum mudik lebaran pun mobilitas masyarakat udah naik ini dipastikan para awak transportasi nya juga sehat," papar dia.
Kemudian ada pula merencanakan adanya cadangan transportasi untuk mengantisipasi adanya lonjakan penumpang. Selanjutnya sosialisasi kepada pemudik sepeda motor untuk menggunakan layanan mudik gratis.
"Karena dari pengalaman kami mudik-mudik sebelum pandemi itu penggunaan roda dua itu banyak sekali menyebabkan kecelakaan lalulintas dan juga angka kematian lumayan tinggi," Adita menjelaskan.
Â
Advertisement