Dianggap Hama di Indonesia, Hewan Ini Justru Bernilai di China

Dari sisi nutrisi, bekicot memiliki keunggulan yang menarik perhatian para ahli gizi. Kandungan protein dalam bekicot hampir setara dengan daging sapi dan ikan, tetapi dengan kadar lemak yang jauh lebih rendah.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 31 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2025, 13:00 WIB
Bekicot
Ilustrasi bekicot jenis gravevine snail. (Sumber Wikipedia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Hewan melata yang kerap dianggap perusak tanaman di Indonesia ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi di negara lain. Bekicot, yang selama ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia, justru menjadi komoditas perdagangan bernilai ekonomi tinggi di China.

Perbedaan perspektif antara Indonesia dan China terhadap bekicot merupakan keragaman budaya kuliner dan potensi ekonomi dari hewan melata ini. Di Indonesia, bekicot masih dikategorikan sebagai hama yang merusak tanaman pertanian.

Petani kerap mengupayakan berbagai cara untuk mengusir atau membasmi bekicot dari area pertanaman. Sebaliknya, di Cina, bekicot telah mengalami transformasi dari sekadar hewan melata menjadi komoditas perdagangan yang menguntungkan.

Mengutip dari berbagai sumber, negara dengan sejarah kuliner panjang ini telah mengembangkan bekicot menjadi salah satu sumber protein alternatif dengan nilai jual yang tinggi. Industri peternakan bekicot di China berkembang dalam beberapa dekade terakhir.

Dari sisi nutrisi, bekicot memiliki keunggulan yang menarik perhatian para ahli gizi. Kandungan protein dalam bekicot hampir setara dengan daging sapi dan ikan, namun dengan kadar lemak yang jauh lebih rendah.

Selain protein, bekicot kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, selenium, fosfor, dan zat besi. Ragam vitamin yang terkandung dalam bekicot pun cukup lengkap, meliputi vitamin A, vitamin E, vitamin B kompleks, zinc, vitamin K, dan kolin.

Dalam dunia kuliner China, bekicot telah menjadi bagian dari tradisi memasak yang beragam. Para juru masak mengolah bekicot melalui berbagai teknik memasak, mulai dari sup, tumis, hingga dimsum.

Tekstur daging bekicot yang kenyal menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta kuliner. Budi daya bekicot di China menjadi salah satu mata pencaharian. Beberapa daerah telah mengembangkan sentra peternakan bekicot sebagai upaya peningkatan ekonomi lokal.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya