Kemendikbudristek Ajak Generasi Muda Menyayangi Perbedaan dan Mencintai Keberagaman

Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (PUSPEKA Kemendikbudristek) menggelar talk show Tutur Berkualitas bertajuk Menyayangi Perbedaan Mencintai Keberagaman pada Kamis (29/9/2022).

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2022, 17:37 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 22:00 WIB
Staf Khusus Presiden RI sekaligus Agregator untuk Ekosistem Disabilitas di Indonesia Angkie Yudistia.
Staf Khusus Presiden RI sekaligus Agregator untuk Ekosistem Disabilitas di Indonesia Angkie Yudistia mengisi acara PUSPEKA Kemendikbudristek  talk show Tutur Berkualitas bertajuk Menyayangi Perbedaan Mencintai Keberagaman. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (PUSPEKA Kemendikbudristek) menggelar talk show Tutur Berkualitas bertajuk Menyayangi Perbedaan Mencintai Keberagaman pada Kamis (29/9/2022).

Kegiatan gelar wicara tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk membentuk kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika sekaligus mendukung terobosan-terobosan gerakan Merdeka Belajar yang diinisiasi Kemendikbudristek.

Kegiatan yang dikemas dalam format hybrid tersebut menghadirkan tiga pembicara, yakni Plt Kepala PUSPEKA Kemendikbudristek Hendarman, Staf Khusus Presiden RI sekaligus Agregator untuk Ekosistem Disabilitas di Indonesia Angkie Yudistia, serta Ahmad Musawwir Nasar, mahasiswa berprestasi dan peserta program Kampus Merdeka dari Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.

Dalam sambutannya, Hendarman menyampakan bahwa Indonesia adalah negara yang kuat karena keberagamannya yang tampak dari aspek sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kehidupan sosialnya.

"Keberagaman yang ada tersebut harus dijadikan sebagai bekal untuk membawa Indonesia maju ke kancah global. Di samping itu, keberagaman itu sudah semestinya dimanfaatkan untuk memperkuat generasi muda Indonesia di masa depan," ujar Hendarman melalui keterangan tertulis, Kamis (29/9/2022).

Dia menegaskan, generasi muda adalah harapan dan ujung tombak merawat keberagaman bangsa Indonesia ke depannya.

"Generasi muda Indonesia berkarakter yang mencintai keberagaman adalah mempunyai cara pikir toleran, berjiwa gotong royong, dan memiliki profil Pelajar Pancasila," ucap Hendarman.

 

Kondisi Global Saat Ini

Ilustrasi Sukses, Generasi Muda
Ilustrasi Sukses, Generasi Muda (Photo created by studiogstock on Freepik)

Lebih lanjut, Hendarman menyampaikan bahwa saat ini kondisi global tidak dapat dielakkan dari kemajuan teknologi dan generasi muda tidak lagi dipisahkan dari teknologi.

"Luasnya informasi karena kemajuan teknologi ini harus disikapi dengan berkarakter, digunakan untuk hal yang baik dan mendukung kemajuan bangsa Indonesia," jelas Hendarman.

Sedangkan Angkie Yudistia mengemukakan bahwa kecanggihan teknologi yang makin berkembang sekarang adalah momentum yang penting untuk dimanfaatkan dengan baik karena segala akses informasi tersedia dengan mudah.

Angkie menilai, momentum kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan generasi muda untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan. "Jadi bagi generasi muda, generasi milenial dan Z saat ini, harus disadari kesuksesan bukan hanya dari kecerdasan, tapi juga kepandaian menempatkan diri," terang Angkie.

Dia mengatakan bahwa karakter memang amat penting dimiliki generasi muda Indonesia saat ini. Generasi muda sudah sepatutnya menyadari peran mereka sebagai pemberi solusi atas masalah yang ada, bukan menyalahkan kondisi.

"Dengan memberikan solusi berarti sama halnya membuat personal branding terhadap karakter generasi muda Indonesia masa kini sebagai sosok-sosok yang hebat," tandas Angkie.

 

Perlu Penguatan Keberagaman pada Generasi Muda

Ilustrasi main media sosial
Ilustrasi main media sosial. (Photo by Creative Christians on Unsplash)

Sementara itu, Ahmad Musawwir Nasar menjelaskan, keberagaman dan kebinekaan perlu dikembangkan dan dikuatkan oleh generasi muda.

Menurut Nasar, kita harus senantiasa menghargai sesama, serta generasi yang lebih tua atau lebih muda. Jangan sampai generasi muda saat ini acuh terhadap sesamanya karena merasa lebih menguasai teknologi.

"Jadi jangan pernah menganggap karena generasi milenial dan gen-Z yang eranya teknologi merasa berbeda dengan zaman lainnya, lalu menganggap keterbukaan terhadap kebergaman masih menjadi masalah," kata Nasar.

Dengan karakter Profil Pancasila yang diasah sejak muda, imbuh Nasar, rasa sayang terhadap perbedaan dan cinta terhadap keragaman akan semakin kuat.

"Dengan toleransi yang didorong oleh generasi muda, daya saing Indonesia di tataran global akan semakin tinggi sebab generasi mudanya mampu menjadikan perbedaan dan keragaman sebagai kekuatan," pungkas Nasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya