Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap alasan pemerintah melonggarkan kebijakan penggunaan masker. Kini, masyarakat yang beraktivitas di ruang terbuka boleh melepas masker.
Budi mengatakan, masyarakat Indonesia sudah memiliki kekebalan terhadap varian baru Covid-19, terutama Omicron BA.2. Dia membandingkan situasi penularan Covid-19 di Indonesia dengan sejumlah negara di dunia yang masih mendeteksi keberadaan varian BA.2.
Indonesia belakangan ini mencatat penurunan kasus Covid-19 meski masih didominasi varian BA.2. Sementara Amerika Serikat, China, dan Taiwan mengalami lonjakan kasus Covid-19 dipicu varian BA.2.
Advertisement
"Apa yang kejadian seperti beberapa negara, seperti Amerika dan Jepang dan sekarang sedang tinggi naik di Taiwan di China itu karena ada varian baru Omicron BA.2," jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Kekebalan masyarakat terbukti melalui hasil sero survei atau survei antibodi Covid-19. Budi menyebut, hasil sero survei pada Desember 2021 menunjukkan, 86,6 persen penduduk Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.
Pada Maret 2022 menjelang mudik Lebaran Idulfitri 2022, sero survei kembali dilakukan di Jawa dan Bali. Hasilnya, hampir 100 persen penduduk sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.
"Berdasarkan hal-hal ini, kita melihat bahwa masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan terhadap varian baru yang sekarang sudah beredar di seluruh dunia dengan cukup baik yang secara ilmiah sudah dibuktikan melalui sero survei dan secara praktis dan realitasnya juga dibuktikan dengan adanya kasus menurun untuk varian yang sama," katanya.
Negara Lain Terapkan Pelonggaran
Berangkat dari data yang ada, pemerintah menilai sudah waktunya untuk memulai transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19. Menurut Budi, sebetulnya Indonesia tak sendiri melonggarkan kebijakan penggunaan masker.
Sejumlah negara di dunia juga melonggarkan kebijakan tersebut. Misalnya, mewajibkan pemakaian masker hanya untuk aktivitas di ruangan tertutup, berada di tengah orang yang sedang sakit, atau transportasi umum.
"Kalau kita merasa tidak nyaman karena teman-teman di luar banyak yang batuk kita tetap pakai," ujarnya.
"Itu merupakan salah satu pendidikan masyarakat bahwa sekarang masyarakat memegang peranan lebih besar untuk menentukan langkah-langkah atau protokol kesehatan apa yang harus dilakukan dirinya sendiri untuk melindungi diri sendiri dan orang lain," tutupnya.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement