Liputan6.com, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, pemotongan bantuan internasional dapat mengakhiri kemajuan selama puluhan tahun dalam memerangi kematian anak, dan bahkan membalikkan tren tersebut.
Meskipun laporan tahunan dari UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Bank Dunia tidak secara khusus menyebutkan Amerika Serikat, laporan tersebut muncul setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menghentikan sebagian besar program yang dilaksanakan oleh USAID.
Baca Juga
"Komunitas kesehatan global tidak dapat cukup khawatir dengan situasi yang kita lihat," kata Fouzia Shafique, Direktur Asosiasi Kesehatan UNICEF, kepada AFP dikutip dari laman Arab News, Selasa (26/3/2025).
Advertisement
Laporan tersebut memperingatkan bahwa konsekuensi pemotongan dana bantuan akan menjadi yang terburuk di negara-negara yang tingkat kematian bayinya sudah paling tinggi, seperti di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan.
"Sederhananya, jika dukungan untuk layanan penyelamatan nyawa tidak berkelanjutan, banyak negara dapat mengalami peningkatan kembali kematian bayi baru lahir dan anak-anak," kata laporan tersebut.
Pada tahun 2023, angka kematian anak di bawah usia lima tahun terus menurun, dengan 4,8 juta kematian tercatat, termasuk 2,3 juta bayi baru lahir di bawah usia satu bulan, menurut laporan tersebut.
Jumlah kematian tersebut turun di bawah lima juta untuk pertama kalinya pada tahun 2022, dan rekor terendah baru tersebut menandai penurunan sebesar 52 persen sejak tahun 2000.Namun Shafique bersikeras bahwa "4,8 juta adalah 4,8 juta terlalu banyak."
Sejak tahun 2015, kemajuan dalam memerangi kematian anak telah melambat karena dana bantuan dialihkan untuk memerangi Covid — dan ini bisa jadi hanya awal dari pola yang berbahaya.
"Menurunkan angka kematian anak yang dapat dicegah ke rekor terendah adalah pencapaian yang luar biasa. Namun tanpa pilihan kebijakan yang tepat dan investasi yang memadai, kita berisiko membalikkan keuntungan yang diperoleh dengan susah payah ini," kata direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell dalam sebuah pernyataan.
“Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi,” tambahnya.
Dampak Negatif Pemotongan Dana
Beberapa dampak negatif dari pemotongan dana sudah terasa, seperti kekurangan tenaga kesehatan, penutupan klinik, gangguan program vaksinasi, dan kurangnya pasokan penting, seperti pengobatan malaria.
Ethiopia, misalnya, mengalami peningkatan besar dalam kasus malaria, kata Shafique.
Namun, negara tersebut menghadapi kekurangan akut tes diagnostik, kelambu berinsektisida untuk tempat tidur, dan pendanaan untuk kampanye penyemprotan terhadap nyamuk pembawa penyakit.
Laporan terpisah oleh organisasi yang sama menemukan angka kelahiran mati yang sangat tinggi -- bayi yang meninggal setelah 28 minggu kehamilan, sebelum atau selama persalinan -- dengan total sekitar 1,9 juta kematian seperti itu pada tahun 2023.
"Setiap hari, lebih dari 5.000 wanita di seluruh dunia mengalami pengalaman yang memilukan dari kelahiran mati," kata laporan kedua.
Advertisement
