Liputan6.com, Jakarta - Putra Presiden Jokowi sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang sebagai calon gubernur Jawa Tengah. Elektabilitas putra Jokowi itu terbukti moncer sebagai calon gubernur Jawa Tengah.
Hal ini terlihat dalam hasil survei yang dirilis Charta Politika pada Kamis (14/7/2022).
Gibran menguasai hasil elektabilitas calon gubernur Jawa Tengah. Angkanya mencapai 38,8 persen. Elektabilitasnya terpaut jauh dengan tokoh di urutan kedua.
Advertisement
Sebagai runner-up, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen memiliki elektabilitas 10,7 persen.
Nama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendri berada di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 7,8 persen.
Sementara itu nama lain yang muncul adalah Rustriningsih 4,3 persen, Sudirman Said 3,9 persen, Achmad Husein 3,8 persen, FX Hadi Rudyatmo 3,6 persen, dan Komjen Condro Kirono 1,5 persen.
Responden yang tidak menjawab atau tidak tahu sebesar 25,6 persen.
Survei Charta Politika Indonesia digelar di Jawa Tengah pada 24 hingga 30 Juni 2022. Jumlah responden survei sebanyak 1200 di setiap provinsi. Metodologi survei menggunakan multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95 persen. Margin of error survei kurang lebih 2,83 persen.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hasto Kristiyanto bicara peluang Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diusung pada Pilgub DKI Jakarta 2024. Gibran disebut perlu menunjukkan kapasitas sebagai pemimpin, dan meninggalkan legacy saat memimpin kota Solo.
"Setiap pemimpin harus menunjukkan kapasitas kepemimpinannya. Istilah populernya meninggalkan legacy, membangun kemajuan, di situlah pemimpin akan mengalami ujian-ujian termasuk Mas Gibran," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Kamis 16 Juni 2022.
Harus Meninggalkan Legacy
Lebih lanjut, Hasto mengatakan Pilkada serentak masih akan digelar pada November 2024. Pilkada digelar setelah Pemilu Legislatif dan Presiden. Maka itu, pemimpin yang ingin maju harus terus mengasah kemampuannya atau meninggalkan legacy.
"Itu harus menegaskan komitmennya dan terus mengasah kemampuan kepemimpinannya," katanya.
Supaya dalam menghadapi ujian di lapangan, para pemimpin ini tetap berdisiplin. Hasto juga menyinggung pemimpin itu harus berdisiplin di jalan partai.
"Sehingga ketika menghadapi ujian-ujian di lapangan itu pemimpin tersebut tetap kokoh tetap berdisiplin. Termasuk pada jalan kepartaian itu," ucap Hasto.
Advertisement