Liputan6.com, Jakarta - Aparat kepolisian menangkap pria asal Bandung, Jawa Barat yakni AH (24) usai memproduksi sejumlah konten hoaks dan provokatif pejabat Polri di akun snack video.
Tiga pejabat Polri yang terkena hoaks AH, di antaranya Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Irjen Ferdy Sambo, dan Kombes Edwin Harianja.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, AH mengunggah video tentang kabar-kabar bohong alias hoaks yang berpotensi menimbulkan keonaran dan perpecahan.
"Tersangka AH laki-laki dia ditangkap di rumah kontrakan di Rancasari Kota Bandung, Jabar," kata Zulpan saat konferensi pers, Kamis 28 Juli 2022.
Dia kemudian menerangkan, AH memanfaatkan akun snack video @rakyatjelata.98 untuk menyebarkan konten-konten bermuatan provokatif dan hoaks.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, konten-konten bersumber dari akun Twitter opposite6890 dan channel Telegram opposite6890. Polisi pun saat ini memburu admin kedua akun sosial media. Hal itu dissampaikan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis.
"Akun ini kan boleh kita bilang akun enggak jelas, kita sedang telusuri siapa adminnya ini. Jadi dia mengikuti video yang dimunculkan di akun opposite ini, kemudian dia juga punya aplikasi untuk membuat dan menggabungkan video tersebut, kemudian dia juga punya aplikasi yang bisa merubah suara," ujar Auliansyah.
Berikut sederet fakta terkait polisi tangkap pria asal Bandung, Jawa Barat yakni AH (24) usai memproduksi sejumlah konten hoaks dan provokatif pejabat Polri di akun snack video dihimpun Liputan6.com:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Sebar Narasi Hoaks
Aparat kepolisian menangkap pria asal Bandung, Jawa Barat yakni AH (24) usai memproduksi sejumlah konten hoaks dan provokatif pejabat Polri di akun snack video.
Sebelum akhirnya ditangkap, satu video yang diunggah oleh AH di akun @rakyatjelata.98 menyinggung tiga pejabat Polri sekaligus yakni Irjen Fadil Imran, Irjen Ferdy Sambo dan Kombes Edwin Harianja.
Video itu berjudul "Apa Kabar Kasus Narkoba Rp 50 Miliar di Bandara Soekarno-Hatta, Kasus Narkoba yang di 86 kan". Terlihat, pada halaman depan memperlihatkan foto Irjen Fadil Imran dan Kombes Edwin Harianja.
Dalam narasinya, menyebutkan Polres Bandara Soekarno-Hatta mengungkap kasus narkoba jenis sabu jaringan internasional.
Pembuat dan pengunggah video AH menuding, penanganan kasusnya tak berjalan sebagaimana semestinya. Buntut dari pada kasus itu 10 orang anggota Polresta Bandara Soekarno Hatta termasuk Kasatnarkoba dimutasi.
Sementara, Kombes Edwin Harianja menjabat sebagai Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta justru tak disentuh. Hal itu menurut pembuat dan pengunggah karena Kombes Edwin Harianja anak kesayangan dari Irjen Ferdy Sambo Kadiv Propam nonaktif.
Belakangan, Kombes Edwin Harianja dicopot dari jabatannya sebagai kapolres Bandara-Soekarno-Hatta. Namun, uangnya Rp 40 miliar diberikan untuk Fadil Imran sebagai Kapolda Metro karena merasa dilangkahi dan 10 miliar untuk Kapolres Bandara Soetta.
AH dalam narasinya lantas meminta Fadil Imran segera dicopot dari jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya.
Berikut narasi lengkap yang dikutip Liputan6.com:
Pada penghujung 2021 Polresta Bandara Soekarno Hatta berhasil meringkus tersangka kasus narkotika jenis sabu jaringan internasional.
Saat itu Polresta Bandara Soetta dipimpin oleh Kombes Edwin Harianja. Kombes Edwin Harianja menjadi Kapolres Soetta adalah rekomendasi dari Irjen Ferdy Sambo
Namun akhirnya diketahui kasus tersebut di 86 kan namun karena kombes Edwin adalah orang kesayangan Irjen Ferdy Sambo maka kasus tersebut disenyapkan
Tercatat 10 orang termasuk di dalamnya kasat narkoba polresta Bandara Soetta dimutasi ke Polda Metro Jaya dalam rangka pemeriksaan
Keterlibatan mantan Kapolres Bandara Soetta Kombes Edwin Harianja pada kasus pelanggaran disiplin yang jelas kejelasan kasusnya masih ditutupi oleh Polda Metro Jaya
Namun karena Kombes Edwin Harianja adalah orang kesayangan Ferdy Sambo maka kasus tersebut disenyapkan.
Kombes Edwin Harianja dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Bandara Soetta lalu uangnya Rp 40 miliar diberikan untuk Fadil Imran sebagi Kapolda Metro karena merasa dilangkahi dan Rp 10 miliar untuk Kapolres Bandara Soetta.
Bagaimana nasib institut Polri jika perwiranya menjadi bekingan kartel narkoba?
Copot kapolda Fadil Imran sebelum terlambat
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2. Pelaku Diciduk Polisi
Pria asal Bandung, Jawa Barat yakni AH (24) kena batunya setelah memproduksi sejumlah konten hoaks dan provokatif pejabat Polri di akun snack video.
Tiga pejabat Polri pun terkena hoaks yang dibuat oleh AH, di antaranya Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Irjen Ferdy Sambo dan Kombes Edwin Harianja.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, AH mengunggah video tentang kabar-kabar bohong alias hoaks yang berpotensi menimbulkan keonaran dan perpecahan.
"Tersangka AH laki-laki dia ditangkap di rumah kontrakan di Rancasari Kota Bandung, Jabar," kata Zulpan saat konferensi pers, Kamis 28 Juli 2022.
Zulpan menerangkan, AH memanfaatkan akun snack video @rakyatjelata.98 untuk menyebarkan konten-konten bermuatan provokatif dan hoaks. Berdasarkan hasil pemeriksaan, konten-konten bersumber dari akun twitter opposite6890 dan channel Telegram opposite6890.
"Kemudian tersangka edit dengan menambahkan suara tersangka menggunakan aplikasi tertentu selanjutnya diunggah di akun snack video @rakyatjelata.98," terang dia.
Kasus ini dibongkar oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya usai menerima laporan dari seseorang netizen yang merasa resah terhadap konten-konten yang diunggah di akun snack video @rakyatjelata.98. Salah satu videonya itu dimuat pada Selasa, 26 Juli 2022.
"Isi video menuduh beberapa pejabat publik serta dapat menimbulkan kebencian atau permusuhan," ujar dia.
Kepada penyidik, AH mengakui perbuatannya. Adapun motif perbuatannya tersebut dilatarbelakangi masalah ekonomi.
"Di mana tersangka ini setiap upload video postingan akan mendapatkan uang dari snack video," kata Zulpan.
Atas perbuatannya, AH dijerat Undang-Undang ITE dan Undang-Undang No 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana, serta Pasal 207 KUHP.
3. Polisi Sebut AH Terima Uang Rp 100 Ribu untuk Sebar Hoaks
Salah satu konten kreator ketiban rezeki nomplok usai mengunggah video bermuatan provokatif dan hoaks melalui aplikasi snack video. Dia adalah AH (24) yang baru saja ditangkap penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Bayangkan, pengakuan AH kepada polisi, ia bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu per-satu orang netizen saja yang menonton konten video di akun @rakyatjelata.98
"Minimal itu Rp 50 ribu sampai Rp 100 kalau ada orang nonton mungkin satu orang nonton. Jadi makin banyak orang nonton semakin banyak dia mendapatkan keuntungan," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis dalam keterangannya.
Auliansyah menerangkan, pundi-pundi yang diterima oleh AH tergantung daripada jumlah penonton.
Artinya, semakin banyak yang menyaksikan konten video maka keuntungan semakin berlipat. Auliansyah mengatakan, pihaknya mengantongi bukti komunikasi antara AH dengan pihak agensi dari Snack Video.
"Itu dia (AH) menanyakan dengan keuntungannya, di situ ada chat nya jadi tergantung berapa banyak semakin banyak orang yang menonton video tersebut maka dia makin banyak mendapatkan ekonomi atau keuntungan dari situ," ujar dia.
Auliansyah tak berkenan menyebut, pejabat-pejabat mana saja yang menjadi korban hoaks daripada AH.
"Di Snack video itu siapa yang bersangkutan ini membuat video kemudian mempostingnya di sana kemudian pejabat publik siapa mungkin teman-teman bisa liat di sana," ujar dia.
Intinya, kata Auliasnyah postingan-postingan AH di akun Snack video membuat gaduh. Aulinsyah menyebut, salah satu postingan ada yang sampai 10 ribu komen. Dia menyebut, antar netizen saling adu pendapat pendapat.
"Sehingga analisa kita dan analisa pelapor ini akan terjadi kegaduhan di sini," ujar dia.
Advertisement
4. Buru Admin Oppsite6890
Kemudian menurut Auliansyah, pihaknya saat ini tengah memburu admin akun Twitter dan channel Telegram opposite6890 yang diduga menyebarkan konten-konten hoaks di media sosial.
Admin opposite6890 ini menjadi target setelah penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap AH, warga Bandung, Jawa Barat yang diduga menyebarkan hoaks melalui aplikasi snack video.
Beberapa pejabat Polri bahkan menjadi sasaran hoaks AH dan opposite, seperti Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran hingga Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
AH sebagai pemilik akun @rakyatjelata.98 disebut bekerja persis seperti admin opposite6890. Bahkan, konten-konten hoaks yang dibuat oleh AH salah satu sumbernya berasal dari opposite6890.
"Akun ini kan boleh kita bilang akun enggak jelas, kita sedang telusuri siapa adminnya ini. Jadi dia mengikuti video yang dimunculkan di akun opposite ini, kemudian dia juga punya aplikasi untuk membuat dan menggabungkan video tersebut, kemudian dia juga punya aplikasi yang bisa merubah suara," kata Auliansyah.
Auliansyah memastikan, pihaknya akan menindak admin opposite6890 sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Saat ini, kata dia, proses pencarian masih berjalan.
"Nanti kalau kita sudah dapatkan adminnya tentunya kita akan proses hukum yang bersangkutan," ucap dia.
5. Polisi Terus Cari Keterlibatan Pelaku Lain
Auliansyah menegaskan, pihaknya masih mendalami keterangan AH (24), pria asal Bandung yang menyebarkan konten-konten hoaks dan provokatif melalui akun snack video.
Dia menerangkan, penyidik masih menggali pihak-pihak lain yang diduga terlibat dalam penyebaran konten hoaks termasuk kemungkinan ada orang-orang yang sengaja memesan konten-konten hoaks kepada AH.
"Sedang kita dalami nanti kalau emang ada perkembangan terkait yang dipertanyakan tadi (by order atau tidak) nanti kita akan infokan lagi ke teman-teman," kata dia.
"Jadi memang baru kita lakukan pendalaman terhadap tersangma baik teknisnya sedang kita lakukan mudah-mudahan tidak ada by order kalau ada pun kita akan tindak," jelas Auliansyah.
Advertisement