Kemensos Ungkap Bau Telur Busuk dan Terigu di Lokasi Penimbunan Bansos di Depok

Saat memantau ke lokasi dugaan penimbunan, Dadang menemukan karung beras seberat 20 kg dan 5 kg. Menurutnya bantuan presiden (banpres) pada 2020 tidak menyalurkan beras seberat 5 kg.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2022, 20:31 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 20:31 WIB
Barang Diduga Bansos Presiden Ditemukan Tertimbun di Depok
Barang diduga bansos presiden ditemukan tertimbun di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Dadang Iskandar mengungkapkan hasil peninjauan lapangan atas kasus penimbunan bansos (bantuan sosial) di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Dia menyebut, tidak hanya bau beras saja, namun juga tercium bau busuk dari telur dan terigu. 

"Saya baru sampai dari Depok. Kami dari lokasi penimbunan. Jadi kondisi yang tadi saya datangi itu kondisi bau, bau sekali. Bau telur busuk dan segala macam," kata Dadang, saat konferensi pers di Kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (2/8/2022). 

Tak hanya itu, dia mengatakan, pihaknya menemukam karung beras seberat 20 kg dan 5 kg. Sedangkan, kata Dadang, bantuan presiden (banpres) pada 2020 tidak menyalurkan beras seberat 5 kg.

"Tadi kami mencocokkan terkait bantuan beras itu sendiri. Pertama karung beras memang ada 20 kg, ada 5 kg. Seingat kami saat bantuan itu diluncurkan untuk beras 20 kg," paparnya. 

Dadang juga menemukan, dikarung beras tersebut tidak ada stiker khusus yang menerangkan bahwa beras tersebut berasal dari bantuan presiden.

"Dari yang kami lakukan saat evaluasi dulu, ini sudah berlebel ada bantuan presiden melalui kementerian sosial, tadi tidak ditemukan. Nah itu tadi tidak ditemukan karena tadi saya ke lapangan lihat barang-barang, itu tidak ada, ditemukan," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan, bahwa temuan tim kemensos merupakan fakta awal yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. 

Namun, ia menegaskan, bahwa bantuan yang disalurkan kementerian sosial tidak berupa tepung dan telur.

Yang jelas yang kita bantu tuh tidak pernah memang kita bantu tepung, itu enggak pernah," kata Risma.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bulog Pastikan Banpres Tersalurkan

Barang Diduga Bansos Presiden Ditemukan Tertimbun di Depok
Barang diduga bansos presiden ditemukan tertimbun di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sekertaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal memastikan, program bantuan beras dan bahan pokok presiden periode Mei-Juni 2020 telah diterima warga dalam kondisi baik. Bantuan tersebut ditujukan bagi warga yang yang terkena dampak dari pandemi Covid -19.

Awaludin Iqbal mengatakan, untuk mempercepat penerimaan beras bantuan presiden tersebut. Pihaknya bekerja sama dengan pihak lain sebagai transporter yang mengantarkan beras tersebut kepada warga penerima manfaat.

"Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitor yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagai mana mestinya,” kata Iqbal di Jakarta, Selasa, (2/8/2022).

Pihaknya juga menegaskan dalam setiap pengeluaran beras dari gudang, ada prosedur standar yang harus dilakukan dan tercatat secara pasti guna memastikan proses quality control betul-betul berjalan dengan baik.

“Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik, dan selanjutnya penyaluran beras tersebut menjadi tanggungjawab pihak transporter. Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan,kemasan pecah dan lainnya,” ujar Iqbal.

Lebih lanjut, pihak Bulog juga telah bekerja dengan pihak PT SSI selaku pihak ketiga guna mempercepat penyaluran beras bantuan presdien. Hal tersebut sengaja dilakukan mengingat kondisi awal pandemi Covid -19 memberikan dampak yang besar pada masyarakat.

Bulog sendiri bekeinginan mempercepat penyaluran beras bantuan presiden mengingat kondisi di awal pandemi yang menimbulkan dampak cukup signifikan bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19, sehingga bekerja sama dengan pihak ketiga, dalam hal ini dengan pihak PT.SSI.

“Kerjasama ini bertujuan agar warga terkena dampak pandemi Covid-19 tetap tenang dan bisa melanjutkan aktivitas di rumah walau secara terbatas,” tutup Iqbal.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya