Hasil Uji Klinis Vaksin Nusantara Masuk Jurnal Medis Internasional

Induksi antibodi penetralisir untuk perlindungan segera adalah penekanan dari laporan awal vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 09:12 WIB
Terawan Buka-bukaan Soal Vaksin Nusantara di DPR
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan paparan dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). Dalam rapat tersebut, Ketua Tim Pengembangan Vaksin Nusantara Terawan Agus Putranto buka-bukaan soal pengembangan Vaksin Nusantara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Hasil uji klinis Vaksin Nusantara yang digagas Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad (K) terbit di jurnal medis internasional.Hasil uji klinis tersebut terbit di jurnal Human Vaccines & Immunotherapeutics yang terindeks di Scopus. Scopus merupakan jurnal yang mempunyai impact tinggi dan diterbitkan dengan seleksi yang ketat.

Tulisan bertajuk "A personal COVID-19 dendritic cell vaccine made at point-of-care: Feasibility, safety, and antigenspecific cellular immune responses itu dirilis pada 26 Agustus 2022.

Dalam kata pengantar artikel dituliskan, induksi antibodi penetralisir untuk perlindungan segera adalah penekanan dari laporan awal vaksin COVID-19 yang saat ini tersedia. Namun, ada peningkatan minat pada respons sel-T yang terkait dengan produk ini.

Selanjutnya dituliskan, disebutkan tujuan penelitian tersebut. Pertama menetapkan kelayakan persiapan vaksin sel dendritik pribadi terhadap protein lonjakan SARS-CoV-2 pada titik perawatan.

Kedua, menetapkan keamanan jangka pendek setelah injeksi vaksin subkutan tunggal.

Lalu ketiga, menentukan respons imun spesifik antigen setelah vaksinasi, dan keempat memilih formulasi yang disukai untuk uji coba di masa mendatang.

Artikel lengkap hasil uji klinis Vaksin Nusantara dapat dilihat di www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21645515.2022.2100189

Vaksin Nusantara dikembangkan dengan pendekatan sel dendritik. Cara kerjanya, setiap orang akan diambil sampel darah untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik. 

Selanjutnya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi selama 3-7 hari.

Hasilnya akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut diharapkan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS CoV-2.

Untuk diketahui, hasil uji klinis I dan II Vaksin Nusantara merupakan uji klinis yang pertama masuk jurnal medis internasional dengan kerja sama Indonesia dan Amerika.

Sebelumnya, pengembangan Vaksin Nusantara juga telah diterbitkan di jurnal yang sama dengan tajuk 'Dendritic cell vaccine as a potential strategy to end the Covid-19 pandemic. Why should it be Ex Vivo?' yang dirilis 26 Mei 2022 lalu. 

 

Bukan Vaksin Abal-abal

Menanggapi hal tersebut di atas, pendiri Beranda Ruang Diskusi yang juga praktisi media, Dar Edi Yoga menyambut gembira dan berharap agar pemerintah segera menerbitkan regulasi bagi Vaksin Nusantara.

"Dengan diterbitkannya uji klinis Vaksin Nusantara dalam jurnal Human Vaccines & Immunotherapeutics yang terindeks di Scopus Q 1, membuktikan bahwa Vaksin Nusantara bukan vaksin abal-abal,"  tegas Dar Edi Yoga, Kamis (1/9/2022) malam.

Menurutnya, hasil uji klinis Vaksin Nusantara menjadi uji klinis yang pertama dimuat dalam jurnal media kesehatan internasional dalam penanganan wabah covid-19 saat ini.

"Vaksin Nusantara sudah published di Journal Ilmiah SCOPUS dengan impact factor yang sangat tinggi 8.34. Hal itu menunjukan hasil seleksi yang sangat ketat oleh Scopus," tegas Dar Edi Yoga.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya