Liputan6.com, Jakarta - Selain terkenal dengan keindahan alam yang dimilikinya, Bali juga memiliki ragam kebudayaan yang dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Salah satunya adalah kesenian Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu, Kabupaten Badung, Bali.
Tari kecak merupakan salah satu kesenian Bali yang hingga saat ini masih digemari oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. dan Tak sedikit dari mereka yang datang jauh-jauh dari luar kota juga luar negeri untuk berlibur dan menyaksikan tarian tersebut.
Ketika pandemi Covid-19, pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu sempat ditutup untuk wisatawan. Namun, saat ini pertunjukan tersebut kembali digelar dan volume pengunjungnya pun sudah banyak dan bahkan sudah hampir sama dengan masa-masa sebelum pandemi.
Advertisement
Ketua Kecak Karang Boma I Made Sudiro mengungkapkan bahwa pada masa pandemi destinasi wisata Uluwatu semua ditutup selama dua setengah tahun. Hal ini membuat keadaan destinasi wisata sangat terpuruk. "Destinasi wisata Uluwatu seperti Kecak itu ditutup," Kata dia Kepada Liputan6.com pada Selasa (27/9/2022)
Secara perlahan destinasi wisata Uluwatu kemudian kembali bangkit. Menurut Gede, Dirinya sangat bersyukur dengan keadaan saat ini, di mana destinasi wisata Uluwatu kembali ramai dan hal tersebut tidak lepas dari adanya bantuan-bantuan dari pihak pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kita dulu masih menggunakan masker saat pertunjukkan tarian. Namun, seiring berjalannya waktu kami sudah kembali tampil tanpa masker usai ada imbauan dari pak Jokowi, dulu pak Sandi juga pernah memotivasi keadaan pariwisata di Bali. dan bersyukur saat ini pengunjung wisata Uluwatu kembali ramai,"
Liputan6.com berkesempatan untuk menyaksikan Tari Kecak dan Api di Pura Uluwatu yang digelar oleh Sanggar Tari Karang Boma Desa Adat Pecatu Uluwatu pada Selasa (27/9/2022)
Selain dapat menikmati Pertunjukan Tarian unik ini, kami juga dimanjakan dengan pemandangan sunset indah yang ada di kawasan tersebut.
Hal ini yang kemudian membuat pengunjung semakin tertarik untuk datang dan menyaksikan kesenian khas pulau Dewata ini.
Salah satu pengunjung yang menyaksikan pagelaran Tari Kecak, mengungkapkan bahwa dirinya sangat merasa senang dengan kembali dibukanya pertunjukan tersebut, ditambah dengan latar senja yang menurutnya semakin membuat suasana begitu memukau.
"Menyaksikan Tarian Kecak dengan Latar Sunset adalah suatu hal yang tidak bisa dibeli, dan hal tersebut membuat suasana menjadi seperti ada rasa magical-nya. dan juga membuat pengalamannya berbeda pastinya" Kata Fani kepada Liputan6.com pada Selasa (27/9/2022)
Harga Tiket Masuk
Lebih lanjut Fani mengungkapkan bahwa harga tiket untuk masuk dan menyaksikan tarian tersebut masih terjangkau apabila dibandingkan dengan wisata lainnya.
"Jika dibandingkan dengan destinasi wisata yang lainnya, itu angka Rp.50 ribu masih okelah," Tutur Fani.
Diketahui, untuk masuk ke area destinasi wisata uluwatu dipatok dengan harga harga Rp 50 ribu bagi wisatawan dewasa dan Rp 25 ribu untuk anak dibawah 10 tahun. Namun, untuk dapat menyaksikan pertunjukan Tari Kecak sendiri dikenakan biaya sekitar Rp 150 ribu per orangnya.
"Untuk harga tiket masuknya saja ke area wisata itu Rp 50 ribu bagi dewasa, kalau anak-anak itu setengahnya Rp 25 ribu, dan untuk nonton tari kecak itu harganya Rp150 ribu," Sambung Made
Advertisement
Tentang Tari Kecak
Tari kecak merupakan salah satu tarian Bali yang paling unik, Tarian ini tidak diiringi dengan alat musik apapun melainkan hanya diiringi dengan paduan suara yang terdiri dari 70 orang pria.
Kecak berasal dari tarian sakral yang bernama 'Sang Hyang'. Di mana dalam tarian tersebut menceritakan tentang seseorang kemasukan roh dan melakukan komunikasi dengan para Dewa atau leluhur yang sudah disucikan.
Seiring dalam perkembangannya, pada tahun 1930-an pertunjukan Tari Kecak mulai disisipkan cerita epos Ramayana kedalam tarian tersebut.
Tarian dimulai ketika penari yang berperan sebagai Rama dan Shinta masuk panggung. Kemudian, dilanjutkan dengan adegan penculikan Shinta oleh Rahwana, hingga akhirnya Rahwana harus bertarung dengan Hanoman dan Jatayu yang ingin menyelamatkan Shinta.
Dalam proses penyelamatan itu, Hanoman memporak porandakan tempat penyekapan Shinta dan membakar tempat tersebut. Namun, Hanoman justru dikepung oleh prajurit Rahwana dan hampir terbakar.
Semula, Rama memang mengalami kekalahan, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan kesungguhannya untuk menyelamatkan sang istri. Rama pun berdoa dan terus berusaha untuk membawa Shinta kembali.
Akhirnya, Rama berhasil membawa kembali Shinta dalam kondisi selamat. Ada makna tari kecak yang sangat mendalam, yaitu kepercayaan akan Tuhan yang tercermin dalam tindakan Rama yang berdoa dan meminta tolong pada Dewata.