Liputan6.com, Jakarta - Anggota Fraksi PDIP Johan Budi Sapto Pribowo menyampaikan duka cita mendalam atas insiden tewasnya ratusan orang suporter dalam laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022.
Menurut Johan, kericuhan antara suporter Arema FC dengan aparat kepolisian itu merupakan lembaran hitam dalam olah raga sepak bola Indonesia.
Baca Juga
"Beberapa hal harus dilakukan baik oleh Kapolri maupun oleh PSSI dalam kaitan dengan menangani korban, maupun melakukan evaluasi secara mendalam," kata Johan di ruang rapat Fraksi PDIP, Senin (3/10/2022).
Advertisement
Johan meminta agar hasil penyelidikan tidak hanya sebatas evaluasi melainkan tindak lanjut yang nyata terhadap pihak-pihak yang terbukti bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
"Siapa yang perlu dievaluasi? Pertama adalah proses penyelenggaraan itu, jadi proses penyelenggaraan yang terjadi kemarin, itu perlu dilakukan evaluasi secara mendalam, mana yang perlu diluruskan mana yang perlu diperbaiki. Kedua adalah proses pengamanan terhadap kericuhan yang terjadi di stadion kanjuruhan Malang, ini juga perlu dievaluasi secara mendalam," ucap dia.
Ketiga, lanjut anggota Komisi III ini, kepada semua pihak, termasuk PSSI untuk terus-menerus memberikan edukasi kepada para suporter dari masing - masing klub untuk disadarkan bahwa olahraga merupakan bentuk sportivitas dan tidak boleh ada lagi kebencian yang ditanamkan.
"Harus menghasilkan, sekali lagi jangan hanya evaluasi-evaluasi saja, tetapi dari 3 tadi yang saya sampaikan perlu ada hasil yang pertama, mana yang salah, dalam konteks kemarin, kalau perlu ada kesalahan itu bisa dipidanakan maka dipidanakan," pungkas Johan.
Polri Update Korban Tragedi Kanjuruhan: Meninggal 125, Luka Berat 24, Ringan 304
Polri merilisi data terbaru korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Sejauh ini, korban meninggal dunia masih sebanyak 125 orang dan kini sudah diserahkan ke pihak keluarga serta dimakamkan.
"Untuk korban meninggal dunia masih tetap 125 orang sampai dengan siang hari ini, dari Tim DVI 125 orang, kemudian korban luka berat ada 24 orang, kemudian korban luka ringan ada 304 orang, sehingga jumlah korban terupdate sampai hari ini ada 455 orang," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022).
Dedi menegaskan, pihaknya masih bekerja sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan akan terus mengabarkan kepada publik perkembangan terbaru tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
"Tim investigasi yang dibentuk oleh Bapak Kapolri juga yang pasti diawasi secara eksternal sebagai bentuk transparansi, agar tim bekerja secara akuntabel dari Kompolnas, dan Kompolnas hari ini sudah datang ke Jatim dan sekarang akan menuju ke Polres Malang dan berkomunikasi dengan tim investigasi yang dibentuk Kapolri," jelas dia.
Dedi mempersilakan Kompolnas untuk mengawal dan melakukan audit atas kerja tim bentukan Kapolri, yang masih bekerja dengan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan proses pembuktian secara ilmiah.
"Ini nantinya menjadi standar operasional prosedur bagi tim investigasi, agar betul-betul dibuka secara terang benderang dan nanti akan kita sampaikan kepada teman-teman media," Dedi menandaskan.
Â
Advertisement
Polri Analisis 32 Titik CCTV di Kanjuruhan
Polri melakukan berbagai langkah pascatragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Salah satunya dengan menganalisis rekaman CCTV yang ada di lokasi kejadian.
"Labfor juga mulai dari malam dan hari ini masih bekerja mendalami dan menganalisis 32 titik CCTV yang ada di sekitar Stadion Kanjuruhan dan beberapa lokasi. Kemudian juga melakukan analisis terhadap dua DVI," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022).
Menurut Dedi, Tim Laboratorium Forensik (labfor) juga melakukan pemeriksaan terhadap enam buah ponsel dengan tiga di antaranya teridentifikasi milik korban.
"Tiga lagi masih diproses karena tiga handphone tersebut di-password, jadi sedikit sulit ya, nanti akan didalami juga oleh tim labfor," jelas dia.
Selanjutnya untuk Tim Inafis Polri, lanjut Dedi, telah bekerja sama dengan Tim DVI dan berhasil mengidentifikasi 125 korban meninggal dunia. Jenazah seluruh almarhum pun sudah diambil oleh pihak keluarga.
"Kemudian di Tim Inafis juga nanti bekerja sama dengan labfor, setelah kita berhasil menganalisis dari seluruh CCTV dan Tim DVI akan melakukan identifikasi terkait terduga pelaku pengerusakan, baik dalam stadion maupun di luar stadion," Dedi menandaskan.
Bentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta
Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengungkap kasus atau peristiwa kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Tim ini akan langsung dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md.
"Untuk mengungkap kasus atau peristiwa Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022, maka pemerintah membentuk tim gabungan indendepen pencari fakta atau TGIPF yang akan dipimpin langsung oleh Menko Polhukam," kata Mahfud dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).
Dia mengatakan anggota TGIPF akan ditetapkan paling lama dalam 24 jam ke depan. Mahfud menyampaikan tugas TGIPF ditargetkan selesai dalam 2 atau 3 minggu ke depan.
"Nantinya (anggota TGIPF) akan terdiri dari pejabat atau perwakilan kementerian yang terkait. Kemudian, organisasi profesi olah raga, sepak bola, pengamat, akademisi dan media massa," ujarnya.
"Nanti akan diumumkan secepatnya," sambung Mahfud.
Sebelumnya, Sabtu, 1 Oktober 2022, dunia sepakbola Indonesia berduka. Ratusan orang meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi ini terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Dalam laga ini, Arema yang menjadi tuan rumah kalah 2-3 dari Persebaya. Pendukung Arema yang tak terima kekalahan timnya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang. Kerusuhan pun tak terhindarkan.
Advertisement