Liputan6.com, Kendari Asupan gizi dan nutrisi yang masuk ke tubuh perlu mendapat perhatian khusus para generasi muda saat ini. Pasalnya, selain bermanfaat untuk kesehatan mereka saat ini, asupan gizi yang cukup dapat mencegah calon anak mereka bebas stunting.
Masalah stunting patut menjadi perhatian anak-anak muda saat ini, bukan hanya orang dewasa atau orang tua. Karena di masa depan, merekalah yang akan menjadi kelompok yang dominan.
Baca Juga
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta menyampaikan pada tahun 2030, Indonesia akan menghadapi era bonus demografi dimana generasi produktif yakni generasi milenial dan generasi Z akan mendominasi komposisi penduduk Indonesia.
Advertisement
“Ini bisa menjadi berkah, bisa juga menjadi bencana. Jika kompetensi, skill, maupun karakter generasi ini tidak memadai, maka akan menjadi bencana,” ujarnya dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Remaja Cerdas, Penuhi Gizi Berkualitas yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/10) kemarin.
Wiryanta menambahkan cita-cita bangsa menuju Indonesia emas di tahun 2045, sangat bergantung pada angka prevalensi stunting. Oleh karena itu, generasi muda saat ini merupakan kunci dalam menciptakan generasi cerdas bebas stunting.
Potensi pertumbuhan angka prevalensi stunting juga harus dicegah sejak dini. Untuk provinsi Sulawesi Tenggara angka prevalensi stuntingnya masih terbilang tinggi, yaitu 30,2 persen yang merupakan urutan kelima nasional.
“Fokus kita adalah bagaimana menurunkan sekuat-kuatnya angka prevalensi stunting ini. Karena di tahun 2024, Presiden menargetkan angkanya harus 14 persen ke bawah. Memang standar WHO berada pada 20 persen, tetapi kita bersikeras untuk menekan angkanya hingga 14 persen,” jelas Wiryanta.
Anak Muda Harus Sadar Stunting Sejak Dini
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara Asmar yang turut menjadi nara sumber dalam acara ini, menjelaskan stunting harus dicegah dari hulu ke hilir atau mulai dari remaja. Oleh karena itu anak muda harus sadar stunting sejak dini.
“Remaja ini calon pengantin masa depan. Jadi remaja itu harusnya sehat, tidak boleh anemia” katanya.
Ia menambahkan, penyebab angka stunting di Kendari cukup tinggi karena kurangnya asupan gizi bagi ibu-ibu hamil.
“Selama ini remaja kita banyak yang malas makan. Masih banyak yang terlalu kurus. Padahal ketika akan menikah, minimal lingkar lengan atas harus berukuran 23,5 cm dan kadar Hb dalam darah minimal 11,5. Jika di bawah itu, peluang menghasilkan keturunan stunting terbuka lebar. Akan sangat rentan stunting,” jelasnya.
Advertisement
Anak Muda Harus Punya Rencana Ke Depan
Sementara nara sumber lain, artis yang juga dokter Lula Kamal, mengatakan pemenuhan nutrisi dalam tubuh remaja harus diperhatikan. Semua zat nutrisi sangat berguna di dalam tubuh, termasuk lemak. Lemak merupakan salah satu pembentuk hormon yang akan membantu memperbaiki sistem reproduksi.
“Ada perjalanan dalam proses pemenuhan kebutuhan akan zat-zat nutrisi tersebut. Maka dari sekarang, dari masih muda, harus mulai menyadari ke depan maunya seperti apa. Kita harus punya rencana yang baik,” jelas Lula.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan di Kota Kendari adalah bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.
(*)