Liputan6.com, Jakarta - Nama Ismail Bolong mengguncang jagat nasional, usai video pengakuannya terkait isu mafia tambang yang menyeret insititusi Polri. Bahkan, Menko Polhukam Mahfud Md menyebut tengah ada ‘perang bintang’ di tuhuh kepolisian.
Menanggapi hal itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mengusut motif dua video dari Ismail yang untuk melakukan fitnah terhadap Kabareskrim Polri.
“Kami mendesak Kapolri mengusut motif rekayasa dan pembuatan video yang memfitnah Kabareskrim tersebut. Jika Propram Mabes Polri dibiarkan dijadikan alat oleh oknum-oknum pimpinannya untuk memfitnah seorang Jenderal Bintang Tiga tentu akan sangat berbahaya bagi profesionalitas Institusi Polri,” kata Ketua Bidang Demokrasi, Politik, dan Pemerintah PB HMI, Ilham Fadli melalui keterangan tertulis diterima, Rabu (9/11/2022).
Advertisement
Ilham menjelaskan, dalam rekaman beredar, Ismail Bolong mengakui video dibuat atas tekanan Brigjen Hendra Kurniawan yang ketika itu menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri untuk menyudutkan dan memfitnah Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dalam kasus dugaan mafia tambang.
Ilham khawatir, hal serupa juga dilakukan dengan modus serupa tergadap korban lain. "Jenderal Bintang Tiga saja difitnah seperti itu, apalagi pihak lain yang jauh lebih lemah?," jelas Ilham.
Evaluasi
Ilham meyakini, Kapolri dapat mengevaluasi kinerja jajarannya melalui kasus ini. Apalagi Presiden Jokowi sudah memanggil para perwira polisi ke Istana untuk bisa berbenah memperbaiki citra Korps Bhayangkara di mata masyarakat.
“Kami mahasiswa sebagai representasi dari masyarakat sangat menunggu janji Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akan memotong kepala ikan busuk dan juga ucapan bagi siapa saja yang melanggar hukum dan tidak ikut gerbong perubahan akan dikeluarkan. Apa Pak Jokowi sebagai Presiden harus turun tangan kembali untuk menyolidkan institusi Polri?” pungkas Ilham.
Advertisement