Jokowi: Kelihatannya Saja di G20 Salaman, Tapi Semua Negara Saling Berkompetisi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, saat ini semua negara saling berkompetisi dan bersaing di tengah ketidakpastian dunia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Jan 2023, 11:21 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 11:18 WIB
Saat Jokowi dan Pemimpin KTT G20 Larut dalam Alunan Lagu Mimpi Indah di Jamuan Makan Malam
Suasana jamuan makan malam KTT G20 di GWK Bali pada Selasa malam, 15 November 2022. (dok. Biro Sekretariat Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, saat ini semua negara saling berkompetisi dan bersaing di tengah ketidakpastian dunia. Kendati para pemimpin negara saling bersalam-salaman saat KTT G20, dia menyebut negara saling berkompetisi.

"Posisi semua negara saat ini adalah kompetisi, bersaing satu sama lain. Kelihatannya ya misalnya ada G20 ketemu kelihatannya salaman baik-baik, tapi semua saling berkompetisi," kata Jokowi di Rakornas BKKBN Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Menurut dia, hal yang sama juga terjadi di negara-negara ASEAN. Jokowi mengatakan negara-negara ASEAN juga saling berebut investasi dan teknologi, meski terlihat rangkulan dan salam-salaman.

"Di ASEAN sendiri keliatan rangkulan salam-salaman, tapi berkompetisi, saling rebut investasi, teknologi, semua negara," ujarnya.

Jokowi menyampaikan kunci agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain yakni, membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Hal inilah yang menjadi tugas penting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas, SDM unggul, SDM yang berkualitas dan dr Hasto (Kepala BKKBN) menyampaikan tugas BKKBN adalah pertama kualitas keluarga, yang kedua keseimbangan pertumbuhan," jelas Jokowi.

Dia menyadari bahwa tugas BKKBN untuk membagun keluarga yang berkualitas tidaklah mudah. Namun, Jokowi meyakini 1,2 juta penyuluh di BKKBN dan pendampingnya mampu melakukan tugas tersebut.

"Artinya, SDM unggul itu jadi kunci daya saing bangsa," ucap Jokowii.

Turunkan Angka Stunting

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 28 November 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Di samping itu, Jokowi mengingatkan bahwa menurunkan angka stunting juga menjadi pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan. Adapun Jokowi menargetkan angka stunting di Indonesia turun menajdi 14 persen di 2024.

"Saya masuk di 2014 angkanya (stunting) di 37 persen. Saya kaget. Dan tadi disampaikan dr Budi Sadikin (Menkes), di 2022 angkanya sudah turun jadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," tutur Jokowi.

Dia mengungkapkan bahwa dampak stunting bukan hanya urusan tinggi badan. Jokowi menuturkan dampak stunting yang paling berbahaya yakni, rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak.

"Oleh sebab itu, target 14 persen di 2024 harus kita bisa capai," pungkas Jokowi.

Infografis Sinyal Resesi dan Antisipasi Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Sinyal Resesi dan Antisipasi Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya