Diaspora di Belanda Bangga Indonesia Menuju Swasembada Beras

Meski tak pernah mendengar kabar swasembada pangan menjadi perbincangan di warta berita Belanda atau dengan diaspora Indonesia yang tinggal di Belanda, Dimple menaruh harapan baik soal hal tersebut.

oleh Tim Global Diperbarui 26 Apr 2025, 20:37 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2025, 20:37 WIB
Pertanian.
Ilustrasi Indonesia menuju swasembada pangan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Den Haag - Melihat proyeksi produksi beras yang akan meningkat pada 2025, Indonesia di era Presiden Prabowo Subianto disebut bisa mencapai swasembada pangan atau lebih tepatnya swasembada beras sampai 2026.

Hal itu merupakan kabar baik, karena kondisi tersebut membuat Indonesia tak perlu lagi mengandalkan impor pangan dari negara lain.

Mengetahui kabar baik tersebut, seorang diaspora yang sudah 32 tahun tinggal di Belanda mengaku ikut senang.

"Kalau memang ada kemampuan Indonesia untuk memproduksi beras yang cukup untuk rakyatnya bahkan ada surplus, menurut saya kenapa tidak. Di situ bisa muncul lebih banyak pekerjaan di dalam sektor pertanian, harga beras juga mungkin bisa turun karena bukan produk impor lagi, malah kalau ada surplus bisa mengembangkan perekonomian Indonesia dengan membuat berasnya produk ekspor (seperti di tulis tentang kesempatan dengan Malaysia)," ujar wanita yang dikenal dengan nama Dimple Sokartara-Pamudji kepada Liputan6.com via pesan daring beberapa waktu lalu.

Meski tak pernah mendengar kabar swasembada pangan menjadi perbincangan di warta berita Belanda atau dengan diaspora Indonesia yang tinggal di Belanda, Dimple menaruh harapan baik soal swasembada beras tersebut.

"Betapa bagusnya kalau (tanpa merusakan lingkungan) produk beras bisa dibikin di Indonesia, dan pekerjaan juga bisa bertambah, semua rakyat bisa mendapatkan beras dengan harga murah.Sebagai warga Indonesia di Belanda saya pasti juga akan bangga kalau bisa beli beras dari Indonesia di sini," tutur perempuan berusia 32 tahun tersebut.

Adapun Menko Zulkifli Hasan sebelumnya menyatakan jika produksi beras normal ke depannya, bisa diprediksi Indonesia tak perlu impor lagi pada 2026.

"Ini baru April, sampai akhir April stok beras kita di atas 3 juta ton. Artinya apa? artinya sampai 2026 kalau normal saja kita tidak perlu impor lagi," kata Menko Zulkifli Hasan dalam Peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, mengutip keterangan resmi, Selasa (23/4).

Zulkifli Hasan mengatakan, jika produksi normal ke depannya, bisa diprediksi Indonesia tak perlu impor beras lagi pada 2026.

Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.

Upaya ini, menurutnya, bukan hanya berfokus pada beras sebagai bahan pokok utama, tetapi juga mencakup berbagai komoditas lainnya.

"Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” ujar Sudaryono pada 5 Februari lalu.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Kebijakan tersebut mencakup peningkatan distribusi pupuk, penyediaan benih gratis, serta penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.

“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” lanjut Sudaryono optimistis.

 

Swasembada Pangan Indonesia Disorot Media Asing

Berita swasembada pangan Indonesia jadi sorotan media asing. (screenshot)
Berita swasembada pangan Indonesia jadi sorotan media asing. (screenshot)... Selengkapnya

Capaian swasembada pangan Indonesia juga ternyata mencuri perhatian sejumlah media asing. Salah satunya dari negeri tetangga Malaysia.

Melalui artikel bertajuk "Indonesia aims for food self-sufficiency in rice, corn, salt by 2026", media thestar.com.my menyoroti capaian tersebut. Mereka mengulas pernyataan Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang menargetkan swasembada beras, jagung, dan garam pada 2026, yang juga menekankan pentingnya kemandirian pangan di tengah krisis global.

"Kita harus mencapai swasembada pangan. Target itu bisa kita capai akhir 2025 atau paling lambat 2026, tiga tahun lebih cepat dari rencana awal," kata Prabowo dalam rapat bersama para menteri, Rabu (22/1).

Media China, Xinhua dan chinadailyhk.com, pada Januari lalu juga memuat isu tersebut dengan menyoroti komitmen Indonesia untuk tidak lagi mengimpor pangan mulai tahun 2025 dan produksi beras serta jagung yang mengalami peningkatan yang signifikan.

"... Produksi jagung diharapkan meningkat menjadi 20 juta ton, melampaui kebutuhan dalam negeri sebesar 11 juta ton," sorot kedua media tersebut.

Adapun media Vietnam vietnamplus.vn sebelumnya juga lebih dahulu menyorotnya isu tersebut pada 2024, melalui artikel bertajuk Indonesia aims for food self-sufficiency by 2027. Kala itu mereka menyorot pernyataan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto yang mengumumkan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2027, sebagai salah satu tujuan utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya