Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selalu memberikan perhatian besar terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak agar mereka memiliki masa depan yang baik.
Sejumlah strategi dilakukannya, salah satunya meluncurkan program Jo Kawin Bocah pada 20 November 2020, untuk mencegah perkawinan usia anak dibarengi dengan penguatan peran Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) dan optimalisasi peran pentahelix.
Baca Juga
Kemudian, dia juga meluncurkan program Jogo Konco untuk mencegah dari perundungan, eksploitasi, dan membantu anak mengembangkan potensi diri.
Advertisement
Serta meluncurkan aplikasi Apem Ketan atau kepanjangan dari Aplikasi Perempuan dan Anak Rentan, yang efektif dalam mendata anak yatim, piatu atau yatim piatu akibat terdampak Covid-19 untuk mendapatkan layanan assesment.
Ketua Forum Anak Kota Semarang, Dandi Resando mengapresiasi inovasi Jo Kawin Bocah. Menurutnya, tak hanya memberikan manfaat para anggota Forum Anak, namun juga anak-anak di Jateng.
"Melalui Jogo Konco, kami berinteraksi dengan teman-teman se-Jateng. Di platform ini ada fitur Curhat Konco dan Japri Konco di mana kawan-kawan menjadi pelapor dan pelopor. Jika ada kegiatan positif, kami semua adalah pelopor penyebarluasan," kata dia dalam keterangannya, Kamis (16/2/2023).
"Sebaliknya, ketika ngadepin peristiwa negatif , tak ragu untuk melaporkan. Lewat Kreasi Konco, teman-teman juga bisa berbagi cerita tentang bakat yang dipunyai seperti menulis, menyanyi, dan lain-lain," sambungnya.
Ganjar pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena sudah berusaha keras menjadikan seluruh kabupaten/kota di Jateng layak anak. Sehingga kini menjadi provinsi pelopor layak anak.
Politikus PDIP ini menegaskan, anak-anak harus mendapat perhatian. Banyak kegiatan mereka yang di rumah, namun tidak terpantau.
Karena itu butuh monitoring, apakah mereka dalam kondisi jenuh, stres, apakah ada kekerasan atau tidak saat proses belajar mengajar dan lainnya.
Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah perkawinan usia anak di Jateng. Itu sebabnya, gerakan Jo Kawin Bocah bertujuan untuk memenuhi hak anak dalam kelompok rentan agar tidak dinikahkan.
"Gerakan Jo Kawin Bocah butuh peran serta stakeholder yang melibatkan unsur pentahelix. Ada pemerintah, akademisi, dunia usaha, media massa, dan komunitas," kata Ganjar.
Sarana Efektif
Sedangkan, aplikasi Jogo Konco terus digencarkan, karena menurut Ganjar ini menjadi sarana efektif anak Jateng agar punya kemandirian.
Selain itu aplikasi ini juga diharapkan dapat mengurangi potensi perundungan.
"Seandainya terjadi (perundungan) ya dilaporkan (lewat aplikasi) maka tugas kita sebagai pemerintah menindaklanjuti. Forum anak yang bikin aplikasi Jogo Konco itu bagus," kata dia.
Advertisement