Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan, partainya di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri enggan berkoalisi dengan partai yang telah mengusung Anies Baswedan. Sebab, Anies merupakan antitesa Jokowi.
Partai pengusung Anies Baswedan saat ini adalah Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca Juga
Menanggapi hal itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai, pernyataan Hasto dalam konteks politik modern yang demokratis dan rasional, adalah gaya politik eksklusif dan arogan. Dan ini menjadi anakronis dan tak relevan.
Advertisement
"Partai Demokrat maupun Koalisi Perubahan bersifat inklusif atau terbuka untuk membangun kerjasama dengan pihak manapun sepanjang memiliki komitmen yang sama untuk saling menguatkan," kata Kamhar, saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (25/2).
Menurutnya, cara pandang Hasto sangatlah sempit. Bahkan, tidak tepat untuk disampaikan oleh politikus seperti dirinya.
"Ada kebencian yang terus di pupuk dan dipelihara terhadap Mas Anies," ucapnya.
Padahal dalam politik ada pameo ‘Tak ada kawan dan lawan yang abadi, melainkan kepentingan’. Juga ada falsafah ‘Seribu kawan belum cukup, satu musuh terlalu banyak’.
"Karenanya bagi para politisi sejati atau politisi negarawan akan membuang jauh-jauh gaya politik ekslusif atau politik tertutup. Gaya politik eksklusif yang berkarakter arogan seperti ini hanya relevan pada sistem politik feodal. Tidak berlebihan jika disematkan predikat," imbuh Kamhar.
PDIP Tak Mau Koalisi dengan Pengusung Anies
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partai berlambang banteng ini tidak akan berkoalisi dengan pengusung Anies Baswedan. Sebab Anies Baswedan diidentikkan dengan antitesa Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bergabung dengan koalisi itu maksudnya bergabung dengan koalisi yang tidak mengusung antitesa pak Jokowi sehingga kami jelas berbeda dengan NasDem Demokrat PKS yang telah mengusung bapak Anies Baswedan," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Kamis (23/2).
Sumber:Â Alma Fikhasari/Merdeka.com
Advertisement