Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kesal, kepada para pemberi izin membangun rumah di kawasan yang sudah jelas menjadi langganan bencana. Menurut dia, hal itu harus menjadi konsen bersama semua pihak agar mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian materil saat bencana terjadi.
"Berkait dengan tata ruang dan konstruksi, dinas-dinas utamanya Perumahan Umum daerah harus betul menyiapkan. karena itu berulang misal di Palu, ada kecamatan, ada desa selalu berulang gempa tsunami tanah merekah, titiknya sama, tetapi masih ada perumahan yang dibangun di situ," heran Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Baca Juga
"Keliru apa keliru?," sindir presiden.
Advertisement
Jokowi melanjutkan, tanda kebencanaan sudah sangat jelas, seperti kawasan yang menjadi tanah longsor. Namun celakanya, masih juga ada izin membangun dengan penempatan di wilayah terkait.
"Tempat yang kita tahu tanahnya rawan longsor, masih diberikan izin mendirikan bangunan, hati-hati mengenai ini!," wanti Jokowi.
Model Konstruksi Bangunan Antigempa
Jokowi meyakini, dinas pemberi izin diyakini sudah punya peta setiap wilayah dan titik terjadinya erupsi gunung dan gempa. Maka dari itu, Jokowi ingin mulai saat ini diwajibkan kepada masyarakat yang mendirikan bangunan konstruksinya diarahkan ke model konstruksi antigempa.
"Wajibkan dan mulai diarahkan ke daerah rawan gempa agar menggunakan konstruksi antigempa dan pemda serta BPBD ini penting menjadi ujung tombak penanggulangan bencana," Jokowi memungkasi.
Advertisement