Penutupan Jalan Otista Kota Bogor Berdampak Negatif, Bima Arya Bikin Skema Baru

Jalan Otista ditutup sejak 1 Mei hingga Desember 2023 atau selama 8 bulan. Penutupan dilakukan menyusul adanya pembangunan Jembatan Otista.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 10 Mei 2023, 18:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 18:06 WIB
Penutupan Jalan Otista
Pemerintah Kota Bogor membuat skema rekayasa lalu lintas baru untuk mengurai kemacetan imbas penutupan Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) Kota Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor membuat skema rekayasa lalu lintas baru untuk mengurai kemacetan imbas penutupan Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) Kota Bogor.

Sebab, skema rekayasa lalu lintas yang sebelumnya telah diterapkan telah menimbulkan dampak negatif terhadap sektor ekonomi dan pariwisata. Diantaranya jarak tempuh semakin jauh membuat biaya ongkos membengkak dan menurunnya tingkat kunjungan hotel serta wisatawan ke Kota Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengakui sejak dimulai penutupan Jalan Otista pada 1 Mei, pihaknya telah menyiapkan lima opsi rekayasa lalu lintas, yaitu mengalihkan arus kendaraan.

Namun selama pengalihan arus lalu lintas, kata Bima, ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian warga dan sektor pariwisata.

"Setelah berjalan di hari ketujuh, dampak negatif ekonomi cukup signifikan. Penurunan omzet pedagang 60-70 persen dan menurunnya okupansi hotel di beberapa ruas jalan sampai di angka 60 persen," kata Bima, Rabu (10/5/2023).

Karenanya, Pemkot Bogor membuat skema rekayasa lalu lintas baru, yaitu memberlakukan dua arah dimulai pukul 22.00 WIB, Selasa (9/5/2023). Adapun ruas jalan yang diberlakukan dua arah yaitu Jalan Jalak Harupat dan Jalan Djuanda.

Meski skema rekayasa lalu lintas baru sudah diberlakukan, lalu lintas Rabu pagi cukup padat terutama di Jalan Juanda, Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran mulai kawasan Tugu Kujang hingga Simpang Mcd.

"Tadi pagi dari pukul 06.30-08.00 sempat terjadi kepadatan luar biasa. Saya lihat masih masa penyesuaian dan diperlukan penambahan petugas dan water barrier di Jalan Sudirman," kata Bima.

Tak hanya itu, titik kemacetan justru pindah ke pusat kota. Sebelumnya, kemacetan kerap terjadi pinggiran seperti di kawasan Sukasari, Warung Jambu dan Jalan Lawang Gintung.

"Saat ini ruas jalan tersebut relatif landai. Kita akan lakukan penguatan di titik ini. Tapi kami melihat warga sedang menyesuaikan," kata dia.

Diketahui, Jalan Otista ditutup sejak 1 Mei hingga Desember 2023 atau selama 8 bulan. Penutupan dilakukan menyusul adanya pembangunan Jembatan Otista.

 

 

Okupansi Hotel Menurun 50 Persen

Penutupan Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) mulai berdampak terhadap keterisian kamar atau okupansi untuk hotel dan restoran di Kota Bogor. Jalan Otista ditutup sejak 1 Mei dan berlangsung sampai Desember 2023 atau selama 8 bulan, menyusul dibangunnya jembatan di ruas jalan tersebut.

Lalu lintas pun kini mulai dialihkan ke ruas jalan lain.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPD Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan rekayasa lalu lintas imbas penutupan Jalan Otto Iskandar Dinata mulai memengaruhi keterisian kamar hotel dan kunjungan restoran di Kota Hujan.

"Pengaruh banget. (Sepekan ini) Untuk hotel 50 persen dan restoran 30-40 persen penurunannya," kata Yuno, Senin (8/5/2023).

Biasanya, lanjut Yuno, tingkat kunjungan tamu hotel di akhir pekan rata-rata mencapai 80-85 persen. Tak berbeda jauh dengan hari biasa, okupansi terisi dikisaran 80-90 persen.

"Setelah adanya ini ada penyesuaian, pada turun okupansinya. Segmen market dari pemerintahan, corporate, perorangan maupun keluarga di reschedule," jelasnya.

Yuno mengungkapkan calon tamu hotel dan pengunjung restoran menurun karena untuk menghindari kemacetan di Kota Bogor imbas pengalihan arus lalu lintas. Sejak pengalihan arus lalu lintas, sebagian ruas jalan di Kota Bogor cenderung macet parah.

"Kalau dari luar Kota Bogor menghindari ke Kota Bogor dulu, kalau yang dalam kota memilih menghindari keluar rumah dulu, dengan adanya pengalihan arus ini," ungkap Yuno.

Infografis Hujan Ekstrem dan Banjir, Sukabumi, Bogor, Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hujan Ekstrem dan Banjir, Sukabumi, Bogor, Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya