Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto menyampaikan lima saran untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Saran tersebut disampaikan Prabowo Subianto dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, Jumat 2 Juni 2023.
Kelima saran tersebut adalah gencatan senjata, saling mundur masing-masing 15 kilometer ke baris belakang dari posisi depan masing-masing negara saat ini, membentuk pasukan pemantau, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh baik Ukraina dan Rusia.
Baca Juga
Serta saran kelima, PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyebut, saran yang diberikan dinilai Menhan Prabowo Subianto telah sukses dilakukan diberbagai negara lain.
"Dalam pidato di Shangri-La Dialogue di Singapura Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan usul terkait penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina, yaitu gencatan senjata, penarikan pasukan, dan referendum. Usulan ini menurut Menhan telah sukses dilakukan diberbagai negara lain," ucap Teddy melalui keterangan tertulis, Rabu (7/6/2023).
Namun, lanjut dia, usulan tersebut ditolak oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov.
"Oleksii mengatakan usulan itu aneh, seperti usulan Rusia dan tidak mencerminkan Indonesia. Artinya menurut Oleksii, usulan yang telah dilakukan oleh beberapa negara dan berhasil membawa perdamaian, itu adalah usulan yang aneh," kata Teddy.
Jadi Pilihan Ukraina
Meski begitu, Teddy menegaskan menjadi hak Ukraina untuk tetap mau tetap berperang atau menghentikan perang.
"Kalau pilihan mereka untuk terus berperang, tentu apapun usulan yang mengarahkan pada perdamaian, akan dianggap aneh dan mereka tolak," kata dia.
Teddy menilai, Indonesia telah memberikan saran dan ketika usulan itu ditolak oleh negara yang memang ingin terus berperang, maka itu bukanlah aib bagi bangsa ini.
"Yang pasti, cermin Indonesia bukan seperti penilaian Ukraina, cermin Indonesia adalah perdamaian bukan mendukung konflik seperti yang diinginkan oleh Ukraina," papar dia.
"Indonesia telah bersikap dan memberikan jalan keluar, jika mereka tetap ingin berkonflik, ya itu pilihan mereka sendiri, bukan lagi urusan Indonesia," jelas Teddy.
Advertisement
Prabowo Subianto Dorong Ukraina dan Rusia Secepatnya Hentikan Perang
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan lima saran untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina. Saran itu, Prabowo Subianto sampaikan dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit, Singapura, Jumat 2 Juni 2023.
"Karena itu saya ingin mengambil kesempatan ini untuk merekomendasikan bagi saudara-saudara kita di Ukraina dan di Rusia untuk secepat mungkin menghentikan permusuhan," ujar Prabowo.
Dia berharap agar Dialog Shangri-La ini dapat menemukan cara yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi perdamaian. Dia mengusulkan beberapa garis besar saran resolusi konflik.
Menurut dia, kelima saran tersebut adalah pertama, gencatan senjata. Dalam hal ini penghentian permusuhan di tempat pada posisi saat ini dari kedua pihak yang tengah berkonflik.
Kedua, kata dia, saling mundur masing-masing 15 kilometer ke baris belakang dari posisi depan masing-masing negara saat ini.
Ketiga, membentuk pasukan pemantau. Dia menyarankan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara itu.
Saran Lainnya dan Terbukti Efektif
Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB yang terdiri dari kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh baik Ukraina dan Rusia.
Kelima, PBB harus mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.
"Setidaknya, mari kita coba ajukan beberapa rekomendasi konkret sehingga pertemuan seperti Dialog Shangri-La akan memiliki substansi dan makna yang lebih," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan langkah-langkah ini telah terbukti efektif dalam sejarah. Contohnya di Korea. "Meskipun saya sepakat bahwa resolusi masih harus dicapai di Korea," ujarnya.
"Namun, yang mendesak adalah penghentian permusuhan segera untuk melindungi penduduk sipil tak berdosa di wilayah konflik," tegas Prabowo.
Advertisement